Rabu, 13 Mei 2009

BAB VI

BAB IV ASPEK SEJARAH DAN KEBUDAYAAN

Tahun Islam dimulai dengan hijrah Nabi Muhammad s.a dari Mekkah ke Medinah di tahun 622 M. Di Mekkah terdapat kuasaan kaum Quraisy yang kuat dan yang pada waktu itu belum dapat dipatahkan Islam. Di Medinah sebaliknya tidak terdapat kekuasaan yang demikian, bahkan di sana akhirnya Nabi Muhammad yang memegang tampuk kekuasaan. Dengan beradanya kekuasaan ditangan beliau, Islampun lebih mudahlah dapat disebarkan sehingga akhirnya Islam pernah menguasai daerah-daerah yang dimulai dari Spanyol di sebelah Barat sampai ke Filiphina di sebelah Timur, dari Afrika Tengah di sebelah Selatan sampai ke Danau Aral di belah Utara. Sejarah Islam sekarang telah berjalan dekat empat belas abad lamanya. Sebagai halnya dengan sejarah tiap umat, sejarah Islam dapat dibagi ke dalam periode klasik, periode pertengahan dan periode modern.I. Periode Klasik : 650 - 1250 M.Periode Klasik ini dapat pula dibagi ke dalam dua masa, masa Kemajuan Islam I dan masa Disintegrasi.1. Masa Kemajuan Islam I : 650 - 1000 M.Masa ini merupakan masa ekspansi, integrasi dan ke-emasan Islam. Dalam hal ekspansi, sebelum Nabi Muhammad wafat di tahun 632 M seluruh Semenanjung Arabia telah tunduk ke bawah kekuasaan Islam. Ekspansi ke daerah-daerah di luar Arabia dimulai di zaman Khalifah pertama, Abu Bakar Al-Siddik.Khulafa Al-Rasyidin.Abu Bakar menjadi Khalifah di tahun 632 M., tetapi dua tahun kemudian meninggal dunia. Masanya yang singkat itu banyak dipergunakan untuk menyelesaikan perang riddah, yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada Medinah. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang mereka buat dengan Nabi Muhammad, dengan sendirinya tidak mengikat lagi setelah beliau wafat. Mereka selanjutnya mengambil sikap menentang terhadap Abu Dakar. Khalid Ibn Al-Walid adalah jenderal yang banyak jasanya daun mengatasi perang riddah ini. Setelah selesai perang dalam negeri tersebut, barulah Abu Bakar mulai mengirim kekuatan-kekuatan ke luar Arabia. Khalid Ibn Al Walid dikirim ke Irak dan dapat menguasai Al-Hirah di tahun 634 M. Dengan adanya gelombang ekspansi pertama ini, kekuatan Islam dibawah Khalifah Umar, telah meliputi selain Semenanjung Arabia, juga Palestina, Suria, Irak, Persia dan Mesir. Di zaman Usman Ibn Affan (644-656 M) Tripoli, Ciprus beberapa daerah lain dikuasai, tetapi gelombang ekspansi pertama berhenti sampai disini. Di kalangan umat Islam mulai terjadi perpecahan karena soal pemerintahan dan dalam kekacauan yang timbul Usman mati terbunuh.Sebagai pengganti Usman; Ali Ibn Abi Talib menjadi Khalifah keempat (656 - 661 M) tetapi mendapat tantangan dari pihak dukung Usman, terutama Mu’awiah, Gubernur Damaskus, dari golongan Talhah dan Zubeir di Mekkah dan dari kaum Khawarij. Ali, sebagaimana Usman, mati terbunuh, dan Mu'awiah menjadi Khalifah ke-lima : Mu'awiah selanjutnya membentuk Dinasti Bani Umayyah (661- 750 M) dan ekspansi gelombang kedua terjadi di zaman Dinasti ini.Di antara sebab-sebab yang membuat ekspansi Islam ke daerah Semenanjung Arabia demikian cepat adalah hal-hal berikut :1) Islam mengandung ajaran-ajaran dasar yang tidak hanya mempunyai sangkut paut dengan soal hubungan manusia dengan Tuhan dan soal hidup manusia sesudah hidup pertama sekarang. Tetapi Islam, sebagai kata H.A.R. Gibb, adalah agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat yang berdiri sendiri lagi mempunyai system pemerintahan, undang-undang dan lembaga-lembaga sendiri). Dengan kata lain, Islam, berlainan dengan agama-agama besar lain, segera dalam sejarah mengambil bentuk negara, yang kian hari kian meluas daerahnya. Islam di Mekkah memang baru mempunyai corak agama, tetapi di Madinah coraknya bertambah dengan corak agama, sedang di Baghdad kapada corak agama dan negara itu ditambahkan lagi corak kebudayaa dan peradaban.2) Dalam hati para sahabat Nabi Muhammad seperti Abu Bakar, Umar, dan lain-lain terdapat keyakinan yang tebal tentang kewajiban menyampaikan ajaran-ajaran Islam, sebagai agama baru, keseluruh tempat3) Kedua negara itu pada zaman itu telah memasuki fase kelemahannya. Kelemahan itu timbul bukan hanya karena peperangan, yang telah semenjak beberapa abad senantiasa terjadi antara keduanya, tetapi juga karena faktor-faktor dalam negeri. Kalau di daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan Bizantium terdapat partentanganpertentangan agama, di Persia disamping pertentangan agama terdapat pula persaingan antara anggota-anggota keluarga Raja untuk merebut kekuasaan. Hal-hal ini membawa kepada pecahanya keutuhan masyarakat di kedua negara itu. Pertentangan agama Bizantim terjadi antara faham resmi yang dianut Kerajaan dan aliran Monofisit serta aliran Nestor. Menurut Gereja resmi dalam diri Jesus terdapat dua sifat, sifat ketuhanan dan sifat kemanusiaan. Dalam pada itu Gereja resmi ini memberi tekanan pada sifat kemanusiaan Jesus.. Di Persia, dalam peperangan dengan Bizantium, Raja Chosrus (590-625 M) dikalahkan oleh Raja Heraclitus. Kerajaannya hancur. Pajak berat untuk belanja peperangan dan hidup mewah di Istana amat menekan bagi rakyat setelah jatuhnya Chosroes, anggota-anggota keluarga Raja berlomba-tamba untuk memegang tampuk kekuasaan. Dalam pertarungan itu kaum militer dan kaum turut campur. Raja diangkat untuk dibunuh kemudian, selanjutnya diangkat yang baru untuk dibunuh pula dan demikian seterusnya sehingga dimasa antara Chosrores dan Yazdagird belasan Raja silih berganti. Di samping itu terdapat pula di Persia pertentangan antara pengikut-pengikut Zoroaster dan umat Kristen dengan aliras Nestor dan Monofisitnya.4) Dengan adanya usaha-usaha Kerajaan Bizantium untuk memaksakan aliran yang dianutnya kepada rakyat yang diperintah rakyat merasa hilangnya kemerdekaan beragama bagi mereka. Disamping itu mereka dibebani pula dengan pajak yang tinggi guna menutupi belanja perang Kerajaan Bizantium dengan Kerajaan Persia.
5) Sebaliknya Islam datang ke daerah-daerah yang dimasukinya dengan tidak memaksa rakyat untuk merobah agamanya dan kemudian masuk Islam. Dalam Al-Qur-an memang ditegaskan bahwa tidak ada paksaan dalam soal agama. Yang diwajibkan bagi Islam, ialah menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia, dan selanjutnya terserahlah kepada yang bersangkutan untuk masuk Islam atau tidak masuk Islam. Sejarah memang.membuktikan bahwa rakyat di daerah-daerah yang dikuasai Islam, seperti Suria, Palestina, Mesir, Irak, dan lain-lain tidak dipaksa masuk Islam. Mereka tetap dalam agama mereka masing-masing, tetapi diharuskan membayar semacam pajak yang disebut Jizyah. Oleh sebab itu datangnya Islam ke daerah-daerah tersebut tidak mendapat tantangan dari rakyat, bahkan terkadang mendapat bantuan. Sebagai umpama dapat disebut Uskup Damaskus.yang menolong Khalid4 Ibn Al-Wahd untuk memasuki kota Damaskus. Demikian juga Patriach Mesir menolong tentara Islam dalam usaha mematahkan kekuasaan Kerajaan Bizantium di daerah itu.6)Dalam pada itu bangsa Sami di Suria dan Palestina dan bangsa di Mesir memandang bangsa Arab lebih dekat kepada mereka dari pada bangsa Eropah Bizantium yang memerintah mereka.7) Daerah-daerah yang dikuasai Islam seperti Mesir, Suria, Irak, dan lain-lain penuh dengan kekayaan. Kekayaan yang diperoleh umat Islam di daerah-daerah itu membuat ekspansi seterusnya mudah mendapat bea yang diperlukan. Inilah beberapa dari sebab-sebab yang membawa kepada cepatnya kekuasaan Islam meluas ke daerah-daerah di luar Semenanjung Arabia.Bani Umayyah.Ekspansi ke Timur diteruskan di zaman Abd Al-Malik di bawah pimpinan AI-Hajjaj Ibn Yusuf. Tentara yang dikirimnya menyeberangi sungai Oxus dan dapat menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya juga sampai ke India dapat menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Multan. Ekspansi ke Barat terjadi di zaman Al-Walid.Musa Ibn Nusayr menyerang Jazair dan Niarokko dan setelah dapat menundukkannya mengangkat Tariq Ibn Ziad sebagai wakil untuk memerintah daerah itu. Tariq kemudian menyeberang selat yang terdapat antara Marokko dengan benua Eropah, dan mendarat di suatu tempat yang kemudian dikenal dengan namanya Gibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol di bawah pimpinan Raja Roderick dikalahkan dan dengan demikian pintu untuk memasuki Spanyol terbuka luas. Toledo, ibu kota, jaga demikian pula kota-kota lain seperti Seville, Malaga, Elvira dan dova yang kemudian menjadi ibu kota Spanyol Islam yang dalam bahasa Arab disebut Al-Andalus (dari kata Vandals). Pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah, Majorca, Corsica, Sardinia, Crete, Rhodes, Cyprus dan sebahagian dari Sicilia jatuh ke tangan Islam di zaman Bani Umayyah. Daerah-daerah yang dikuasai Islam di zaman Dinasti ini adalah Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina, Semenanjung Arabia, sebahagian dari Asia Kecil, Persia, Afghanistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Rurkmenia, Uzbek dan Kirgis (di Asia Tengah).Ekspansi yang dilakukan Dinasti Bani Umayyah inilah membuat Islam menjadi negara besar di zaman itu. Dari persatuan berbagai bangsa di bawah naungan Islam, timbullah benih-benih kejiayaan dan peradaban Islam yang baru, sungguhpun Bani Umayyah lebih banyak memusatkan perhatian kepada kebudayaan Arab. Perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan bahasa riawi ke bahasa Arab dimulai oleh Abd Al-Malik. Orang-orang bukan Arab pada waktu itu telah mulai pandai berbahasa Arab. Untuk menyempurnakan pengetahuan mereka tentang bahasa Arab, terutama pengetahuan pemeluk-pemeluk Islam baru dari bangsa-bangsa bukan Arab, perhatian kepada bahasa Arab, terutama tata bahasanya, mulai diperhatikan.Inilah yang mendorong Sibawaih untuk menyusun Al-Kitab, yang selanjutnya menjadi pegangan dalam soal tata bahasa Arab. Perhatian kepada syair Arab Jahiliyah timbul kembali dan penyairpenyair Arab barupun timbul pula seperti Umar Ibn Abi Rabiah (w.719 M.), JamiI A1-Udhri (w.701 M.), Qays Ibn Al-Mulawwah (w.699 M.) yang lebih dikenal dengan nama Majnun Laila, Al-.Farazdaq (w.732 M.), Jarir (w.792M.) dan Al-Akhtal (w.710 M.). Juga perhatian kepada tafsir, fiqih dan ilmu kalam di zaman inilah dimulai dan timbullah nama-nama seperti Hasan Al Basri, Shihab Al-Zuhri dan Wasil Ibn Ata'. Yang menjadi pusat dari kegiatan-kegiatan ilmiah ini adalah Kufah dan Basrah di Irak. Selain dari merobah bahasa administrasi, juga Abd.Al-Malik merubah mata uang yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Sebelumnya yang dipakai ialah mata uang Bizantium dan Persia seperti dinar (denarius) dan dirham (Persia : diram dan Yunani : drach). Sebagai pengganti dari mata uang asing ini, Abd Al-Malik mencetak uang sendiri di tahun 659 M. dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab. Dinar dibuat dari emas dan dirham dari perak. Mesjid-mesjid pertama di luar Semenanjung Arabia juga dibangun di zaman Dinasti Bani Umayyah. Katedral St. John di Damaskus dirobah menjadi rnesjid, sedang Katedral yang ada di Hims dipakai sekaligus untuk mesjid dan gereja (menurut Istakhri, Ibn Hawqal dan Maqdisi sebagai dikutip oleh Hitti dalam History of the Arabs, cetakan.kedelapan, hal. 261). Di Al-Quds (Jerusalem), Abd Al-Malik membangun mesjid Al-Aqsa.Monumen terbaik yang ditinggalkan zaman ini untuk generasigenerasi sesudahnya ialah Qubbah Al-Sakhr (Dome of the Rock) juga di Al-Quds, ditempat yang menurut riwayatnya adalah tempat Nabi Ibrahim menyembelih Ismail dan Nabi Muhammad mulai dengan mi'raj ke langit. Mesjid Cordova juga di zaman inilah dibangun. Mesjid Mekkah dan Medinah diperbaiki dan diperbesar oleh Abd Al-Malik dan Al-Walid. Selain dari mesjid-mesjid, Dinasti Bani Umayyah juga mendirikan istana-istana untuk tempat beristirahat di padang pasir, seperti Qusayr Amrah dan AI-Mushatta yang bekas-bekasnya masih ada sampai sekarang.Demikianlah kemajuan-kemajuan yang dicapai dan dibuat oleh Dinasti Bani Umayyah. Kekuasaan dan kejayaan Dinasti ini mencapai puncaknya di zaman Al-Walid I. Sesudah itu kekuasaan mereka menurun sehingga akhirnya dipatahkan oleh Bani Abbas di tahun 750 M.Di antara sebab-sebab yang membawa pada kelemahan dan akhirnya kejatuhan Dinasti Bani Umayyah adalah hal-hal berikut :1) Dari semenjak berdirinya, Dinasti Bani Umayyah telah menghadapi tantangan-tantangan. Kaum Khawarij pada mulanya adalah pengikut Ali, tetapi karena tidak setuju dengan politik Ali untuk mencari penyelesaian secara damai dengan Mu'awiah tentang soal khilafah, mereka keluar dari barisan Ali. Sebagai kekuatan baru mereka menentang bukan Ali saja tetapi juga Mu'awiah karena mereka berpendapat bahwa penyelesaian sengketa yang tidak didasarkan atas Al-Qur-an telah membuat kedua pemuka itu berdosa besar. Dan orang yang berdosa besar dalam keyakinan mereka telah menjadi kafir atau murtad dan harus diperangi : Sampai ke masa-masa terakhirnya, Dinasti Bani Umayyah. senantiasa mendapat perlawanan dari kaum Khawarij.2) Sewaktu Ali Ibn Abi Talib menjadi Khalifah ia, sebagai disebut di atas, mendapat tantangan, bukan hanya dari Mu'awiah dan kaum Khawarij, tetagi juga dari Talhah dan Zubeir di Makkah. Dalam serangan yang terjadi, Talhah dan Zubeir mati terbunuh. Di zaman Bani Umayyah, anak Zubeir, bernama Abdullah, meneruskan usaha orang tuanya untuk merebut khilafah ke tangan fihak mereka, terutama sesudah Mu'awiah meninggal dunia. Hejaz berdiri di belakang Abdullah Ibn Zubeir. Yazid Ibn Mu'awiah mengirim tentara ke Medinah dan Mekkah untuk memukul Abdullah dan dalam peperangan yang terjadi Ka'bah terbakar dan Al-Hajr Al-Aswad kena pelor dan pecah menjadi tiga. Ekspedisi ini dengan matinya Yazid di tahun 683 M, berhenti sampai di sini dan. tentara kembali ke Damaskus. Kekuasaan Abdullah Ibn Zubeir sesudah itu meluas sampai di Irak, di Mesir, Arabia Selatan dan bahkan juga di bahagian-bahagian tertentu di Suria. Kemudian Al-Hajjajlah baru dapat memukul kekuatan Abdullah di tahun 692 M.3) Tantangan keras yang akhirnya membawa kejatuhan Bani Umayyah datang dari fihak golongan Syi'ah. Golongan Syiah adalah pengikut-pengikut yang setia dari Ali Ibn Abi Talib dan berkeyakinan bahwa Allah sebenarnya yang harus menggantikan Nabi Muhammad untuk menjadi Khalifah umat Islam. Perlawanan terhadap Bani Umayyah dimulai oleh Husain. Di tahun 680 M. ia pindah, dari Medinah ke Kufah atas permintaan golongan Syi’ah yang ada di Irak. Umat Islam di Irak tidak mengakui Yazid dan mengangkat Husain sebagai Khalifah mereka. Dalam pertempuran yang terjadi di Karbala, suatu tempat di dekat Kufah, tentara Husain kalah dan Husain sendiri mati terbunuh. Kepalanya dipenggal dan dikirim ke Damaskus, sedanig tuhuhnya dikuburkan diKarbala'. Peristiwa ini membuat Husain dalam pandangan Syi'ah menjadi syahid atau martyr dan Karbala' kemudian menjadi tempat suci yang senantiasa dikunjungi dan diziarahi kaum Syi'ah sampai sekarang. Dalam pada itu perlawanan Syi'ah terhadap Bani Umayyah menjadi bertambah gigih dan pengikutnya mulai meluas di kalangan umat Islam. Pemberontakan-pemberontakan terjadi dan yang termasyhur ialah pemberontakan Mukhtar di Kufah di tahun 685 - 687 M. Mukhtar mendapat banyak pengikut di kalangan kaum Mawali, yaitu umat Islam bukan Arab dan berasal dari Persia, Arfftenia dan lain-lain.4) Pertentangan tradisionil antara suku Arab Utara dan suku Arab Selatan mengacau ketenteraman pemerintah Bani Umayy kalau Khalifah dekat dengan suku Arab Utara, suku Arab Sela merasa iri hati, dan sebaliknya, kalau Khalifah mengutamakan si Arab Selatan, suku Arab Utara merasa tidak senang. Peristiwa terkadang membawa kepada pertempuran. Yazid Ibn Mu'awiah, umpamanya, memperoleh sokongan dari Bani Kalb (suku Arab Selat dan ketika ia meninggal dunia, anaknya Mu'awiah II tidak disokong oleh Bani Qasy (suku Arab Utara) malahan memihak kepada Abdullah Ibn Zubeir, Khalifah saingan di Hijaz. Dan ketika Marwan Ibn Hakam menjadi Khalifah sebagai pengganti dari Mu'awiah II, pertempuran terjadi antara Bani Kalb dan Bani Qays di tahun 684 M. Dalam pertempuran ini Bani Kalb mengalami kekalahan. Peristiwaperistiwa serupa ini selalu terjadi sampai ke masa-masa terakhir dari Bani Umayyah.5) Persaingan di kalangan anggota-anggota Dinasti Bani Umayyah juga membawa kepada kelemahan kedudukan mereka. Dalam soal penggantian Khalifah sokongan dari suku Arab terkuatlah yang pada akhirnya menentukan siapa yang menjadi Khalifah: Persaingan mudah timbul karena tidak adanya ketentuan tegas tentang garis yang harus ditempuh dalam pemindahan kekuasaan Khalifah, apa dari Khalifah ke anak atau dari Khalifah ke saudara, selama ada dari saudara-saudara kandungnya yang masih hidup.6) Hidup mewah di istana memperlemah jiwa dan vitalitas anak-anak Khalifah yang membuat mereka kurang sanggup untuk memikul beban pemerintahan negara yang demikian besar.7) Akhirnya yang langsung membawa kepada jatuhnya kekuasaan Bani Umayyah ialah munculnya satu cabang lain dari Quraisy, yaitu Bani Hasyim sebagai saingan bagi Bani Umayyah dalam soal Khalifah atau pemerintahan umat Islam. Gerakan ini dipelopori oleh Al-Abbas seorang keturunan dari paman Nabi Muhammad, Al-Abbas Abd Al-Muttalib Ibn Hasyim. Abu Al-Abbas mengadakan kerjasama dengan kaum Syi'ah. Serangan terhadap kekuasaan Bani Umayi dimulai dari Khurasan, suatu daerah di Persia yang telah banyak Oengaruhi aliran Syi'ah. Seranganserangan dipimpin oleh Abu Muslim Al-Khurasan, seorang pemuka yang berasal dari Persia, Marw, ibu kota Khurasan, jatuh di tahun 749 M, dan kemudian Kufah di Irak. Di Kufah Abu Al-Abbas diangkat sebagai Khalifah. Dalam pertempuran yang terjadi antara kekuatan Bani Abbas dan kekuatan Bani Umayyah pada tahun 750 M. di Irak, yang tersebut akhir ini kalah dan Khalifah Marwan lari ke Mesir. Tidak lama kemudian Damaskuspun jatuh. Khalafah Bani Umayyah digantikan oleh Khalifah Bani Abbas.Bani AbbasDalam usaha mempertahankan kekuasaan Bani Abas, A1-Mansur memakai kekerasan. Al-Mansur kelihatannya merasa kurang aman di tengah-tengah Arab, maka ia dirikan ibu kota baru sebagai ganti Damaskus, Bagdad didirikan di dekat bekas ibu kota Persia, Ctesiphon, pada tahun 762 M Bani Abbas sekarang berada di tengah-tengah bangsa Persia. Untuk tentara pengawalnya Al-Mansur juga tidak mengambil orang Arab, tetapi orang Persia. Dalam soal pemerintahan Al-Mansur mengadakan tradisi baru dengan mengangkat wazir yang membawahi kepala-kepala Departemen. Untuk memegang jabatan wazir itu ia pilih Khalid Ibn Barmak, seorang yang berasal dari Balkh (Bactral) di Persia. Al-Ma.hdi (775 - 785 M.) menggantikan A1-Mansur sebagai Khalifah dan di masanya, hidup perekonomian mulai meningkat.Pertanian ditingkatkan dengan mengadakan irigasi dan penghasilan gandum, beras, korma dan zaitun (olives) bertambah. Hasil pertambangan seperti perak, emas, tembaga, besi dan lain-lain berkembangkan, Dagang transit antara Timur dan Barat juga membawa kekay Basrah menjadi pelabuhan yang penting. Di zaman Harun A1-Rasyid (785 -809 M) hidup mewah sebagai yang digambarkan dalam berita Seribu Satu Malam, sudah mesuki masyarakat. Kekayaan yang banyak, dipergunakan AI-Rasyid juga untuk keperluan sosial. Rumah sakit didirikan, pendidikan dokter dipentingkan, dan farmasi dibangun. Diceritakan bahwa Bagdad mempunyai 800 dokter.Di samping itu pemandian-pemandian umum juga didirikan. Harun AI-Rasyid adalah Raja Besar di zaman itu hanya Charlemagne di Eropah yang dapat menjadi saingannya. Anaknya Al-Ma'mun (813 - 833 M.) meningkatkan perhatian pada ilmu pengetahuan. Untuk menterjemahkan buku-buku kebudayaan Yunani la menggaji penterjemah-penterjemah dari golongan Kristen, Sabi dan bahkan juga penyembah bintang. Untuk itu ia dirikan Bait Al-Hikmah. Di samping lembaga ini ia dirikan sekolah-sekolah.Al Ma'mun adalah penganut aliran Mu'tazilah banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan falsafat Turki. Di masanya Bagdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Khalifah AI-Mu'tasim (833 - 842 M.) sebagai anak dari ibu, berasal Turki, mendatangkan orang-orang Turki untuk menjadi tentara pengawalnya. Dengan demikian pengaruh Turki mulailah masuk ke pusat pemerintahan Bani Abbas. Tentara pengawal Turki ini kemudian begitu berkuasa di Istana, sehingga Khalifah-khalifah pada akhirnya hanya merupakan boneka dalam tangan mereka. Yang pada hakekatnya memerintah bukan lagi Khalifah, tetapi perwira-perwira dan tentara pengawal Turki itu. Al-Wathiq (842 - 847 M.), untuk melepaskan diri dari pengaruh Turki, mendirikan ibu kota Samarra (Surra man ra’a = gembira orang yang melihatnya) dan pindah dari Bagdad. Tetapi di sana khalifah-khalifah bertambah mudah dapat dikuasai oleh tentera pengawal Turki tersebut.Al-Mutawakkil (847 - 861 M) merupakan Khalifah besar trakhir dari Dinasti Bani Abbas. Khalifah-khalifah yang sesudahnya ada umumnya lemah-lemah dan tidak dapat melawan kehendak tentara pengawal dan Sultan-sultan yang kemudian datang menguasai ibu kota. Ibu kota dipindahkan kembali ke Bagdad oleh Mu'tadid (870 - 892 M.). Khalifah terakhir sekali dari Dinasti Bani Abbas adalah Al-Musta’sim (1242 - 1258 M.). Di zamannyalah Bagdad dihancurkan oleh Hulagu di tahun 1258 M.Dengan demikian, kalau Bani Umayyah dengan Damaskus sebagai ibu kotanya, mementingkan kebudayaan Arab, Bani Abbas dengan memindahkan ibu kota ke Bagdad, telah agak jauh dari pengaruh Arab. Bagdad terletak di daerah yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Persia. Di samping itu tangan kanan yang memawa Bani Abbas kepada kekuasaan adalah orang-orang Persia. Dan setelah berkuasa, cendekiawan-cendekiawan Persialah yang mereka pakai sebagai pembesar-pembesar di Istana. Yang terbesar dan banyak berpengaruh pada mulanya ialah keluarga Barmak.Jabatan wazir yang diberikan oleh AI-Mansur kepada Khalid Ibn Barmak kemudian turun-temurun ke anak dan cucu-cucunya. Keluarga Barmak, sebagai yang berasal dari Balkh (Bactra), pusat ilmu pengetahuan dan falsafat Yunani di Persia, mempunyai pengaruh dalam memperkembangkan ilmu pengetahuan dan falsafat Yunani di Bagdad. Mereka, di samping menjadi wazir, juga menjadi pendidik dari anak-anak Khalifah. Di samping itu Khalifah-khalifah mengambil wanita-wanita Persia sebagai isteri dan dari perkawinan ini timbullah Khalifah-khalifah yang mempunyai darah Persia, seperti Al-Ma'mun. Semua ini membuat pengaruh Persia lebih besar kepada Dinasti ini Abbas daripada pengaruh Arab. Dengan menaiknya kedudukan orang-orang Persia dan kemudian orang-orang Turki dalam pemerintahan Bani Abbas, kedudukan orang-orang Arab menurun. Bani Abbas merobah corak Khilafah dari Islam Arab, sebagai yang terdapat di masa Bani Umayyah, kepada Islam yang dipengaruhi unsure-unsur bukan Arab, terutama unsur Persia.Perbedaan lain lagi antara kedua Dinasti ini ialah, kalau masa Bani Umayyah merupakan masa ekspansi daerah kekuasaan Isla masa Bani Abbas adalah masa pembentukan dan perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam. Di masa Bani Abbas inilah perhatian kepada ilmu pengetahuan dan falsafat Yunani memuncak, terutama di zaman Harun Al-Rasyid dan Al-Ma'mun. Buku-buku ilmu pengetahuan dan falsafat didatangkan dari Bizantium dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Kegiatan penterjemahan buku-buku ini berjalan kira-kira satu abad. Bait Al-Hikmah, yang didirikan Al-Ma'mun, bukan hanya merupakan pusat penterjemahan tetapi juga akademi yang mempunyai perpustakaan.Di antara cabangcabang ilmu pengetahuan yang diutamakan dalam Bait A1-Hikmah ialah ilmu kedokter matematika, optika, geagrafia, fisika, astronomi dan sejarah samping falsafat. Di antara integrasi yang terjadi di zaman ini adalah integrasi dalam bidang bahasa. Bahasa Al-Qur-an, yaitu hahasa Arab, dipakai di mana10 mana. Bahasa Arab juga menjadi bahasa ilmu pengetahuan, falsafat dan diplomasi. Bahkan beberapa bahasa hilang dari pemakaian, seperti bahasa Latin yang dipakai Afrika, bahasa Mesir Kuno di Mesir, bahasa Siriac di Siria, Lebam Jordan dan Irak dan bahasa yang dipakai di pulau Malta.Dengan hilangnya bahasa-bahasa itu, di Afrika Utara, Mesir, Suria, Lebanon, Irak dan Yordan dipakai bahasa Arab, sedang di pulau Malta bahasa Arab yang bercampur dengan bahasa Italia. lntegrasi terjadi juga dalam lapangan kebudayaan. Kebudayaan yang ada mulai dari Spanyol di Barat sampai ke India di Timur dan mulai dari Sudan di Selatan sampai ke Kaukasus di Utara ada kebudayaan Islam dengan bahasa Arab sebagai alatnya. Di masa ini pulalah buat pertama kalinya dalam sejarah terjadi kontak antara Islam dengan kebudayaan Barat, atau tegasnya dengan kebudayaan Yunani klasik yang terdapat di Mesir, Suria, Mesopotamia dan Persia. Didorong oleh ayat-ayat Al-Qur-an yang menganjurkan kepada umat Islam supaya menghargai kekuatan akal yang dianugerahkan Allah s.w.t. kepada manusia dan didorong oleh ajaran Nabi Muhammad s.a.w. supaya umat Islam senantiasa mencari ilmu pengetahuan, kontak dengan kebudayaan Barat itu membawa masa yang gilang-gemilang bagi Islam.Cendekiawan-cendekiawan Islam bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan dan falsafat yang mereka pelajari dari buku-buku Yunani itu, tetapi menambahkan ke dalamnya hasil-hasil penyelidik yang mereka lakukan sendiri dalam lapangan ilmu pengetahuan dan hasil pemikiran mereka dalam lapangan falsafat. Dengan demikian timbullah ahli-ahli ilmu pengetahuan dan filosof-filosof Islam. Filosof-filosof Islam, sebagaimana halnya dengan filosof-filosof Yunani, bukan hanya mempunyai sifat filosof, tetapi juga sifat ahli ilmu pengetahuan. Karangan-karangan mereka bukan zanya terbatas dalam lapangan falsafat tetapi juga meliputi lapangan ilmu pengetahiuan.Dalam lapangan ilmu pengetahuan terkenal nama Al-.Fazari (abad X) sebagai astronom Islam yang pertama kali menyusun Tolabe (alat yang dahulu dipakai untuk mengukur tinggi bintangitang dan sebagainya). Al-.Fargani, yang dikenal di Eropah dengan nama Al-.Fragnus, mengarang ringkasan tentang ilmu astronomi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona dan Johannes Hispalensis.Dan Abu Bakar Zakaria Al-Razi (865 - 925 M) mengaran buku besar tentang al-kimia yang baru dijumpai di abad XX ini kembali. Dalam lapangan ini, sebagai kata Gustave Lebon, pengetahuan yang diperoleh Islam dari Yunani sedikit sekali, sehingga pengetahuan ini banyak berkembang sebagai hasil penyelidikan ahli-ahli kimia Islam.Dalam lapangan fisika Abu Raihan Muhammad Al-Baituni (973 - 1048 M) sebelum Galileo telah mengemukakan teori tentang bumi berputar sekitar asnya. Selanjutnya ia mengatakan penyelidikan tentang11 kecepatan suara dan cahaya dan berhasil dalam menentukan berat dan kepadatan 18 macam permata dan metal. Dalam bidang geografi Abu Al-Hasan Ali Al-Mas'ud adalah seorang pengembara yang mengadakan kunjungan keberbagai dunia Islam di abad X dan menerangkan dalam bukunya Maruj Al-Zahat tentang geografia, agama, adat istiadat dan sebagainya dari daerah-daerah yang dikunjunginya. Pengaruh Islam yang terbesar terdapat dalam lapangan ilmu kedokteran dan falsafat.Dalam ilmu kedokteran, Al-Razi yang di Eropa dikenal dengan nama Rhazes, mengarang buku tentang penyakit cacar dan campak yang diterjemahkan ke dalam bahas, Latin, Inggris dan bahasa-bahasa Eropa lainnya. Begitu pentingnya buku ini bagi Eropa sehingga terjemahan Inggerisnya dicetak empat puluh kali di antara tahun 1498 dan 1866 M. Bukunya AI-Hawi yang terdiri atas lebih dari 20 jilid, membahas berbagai cabang ilmu kedokteran. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin di tahun 1279 dan menjadi buku pegangan penting berabad-abad lamanya di Eropa. Al-Hawi merupakan salah satu dari kesembilan karangan yang merupakan seluruh perpustakaan Fakultas Kedokteran Paris di tahun 1395 M. Ibnu Sina (980 - 1037 M) selain dari filosof adalah juga seorang dokter yang mengarang satu ensiklopedia dalam ilmu kedokteran yang terkenal dengan nama Al-Qanun Fi Al-Tib. Buku ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Latin, berpuluh kali dicetak dan tetap dipakai di Eropa sampai pertengahan kedua dari abad ke XVII. Dalam lapangan falsafat nama-nama Al-Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd terkenal. Al-Farabi mengarang buku-buku dalam falsafat. logika, jiwa, kenegaraan, etika dan interpretasi tentang falsafat Aristoteles, Sebagian dari karangan-karangannya itu diterjemahkan kedalam bahasa Latin dan masih dipakai di Eropa diabad XVII. Ibnu Sina juga banyak mengarang dan yang termasyhur ialah AI-Syifa', suatu ensiklopedia tentang fisika, metafisika dan matematika yang terdiri atas 18 jilid.
Dalam lapangan sastra terkenal Abu Al-.Farraj AI-Isfahani dengan bukunya Kitab Al-Aghani. Dipertengahan abad X keluar pula Alfu Lailah Wa Lailah yang disusun oleh Al-Jasyiari. PerguruanTinggi yang didirikan dizaman ini adalah antara lain Bait AlHikmah di Bagdad dan Al-Azhax di Cairo yang hingga kini masih harum namanya sebagai Universitas Islam yang tertinggi diseluruh dunia. Dalam bidang12 arsitek dan seni periode ini juga mewujudkan gedung-gedung, mesjidmesjid dan lukisan-lukisan yang indah. Tetapi Hulagu, ketika menyerang Bagdad ditahun 1258 M, menghancurkan istana, gedung-gedung dan mesjid-mesjid yang menghiasi ibu kota kerajaan Abbasiah itu.Ringkasan periode ini adalah periode peradaban Islam yang tertinggi dan yang mempunyai pengaruh, sungguhpun tidak dengan secara langsung, pada tercapainya peradaban modern di Barat sekarang: Periode kemajuan Islam ini sebagai, disebut Christopher Daw son, bersamaan masanya dengan abad kegelapan di Eropa. Memang sebagai diterangkan oleh H.Mc Neill, kebudayaan Kristen di Eropa di antara 600 dan 1000 M., sedang mengalami masa surut yang rendah.Di abad XI Eropa mulai sadar akan adanya peradaban Islam yanj tinggi di Timur dan melalui Spanyol, Sicilia dan Perang Salib peradab an itu sedikit demi sedikit dibawa ke Eropa. Eropa mulailah kena pada rumah-rumah sakit, pemandian-pemandian umum, pemakaian burung dara untuk mengirim informasi militer, pada bahan-bahan makanan Timur seperti beras (rice, rijst, du riz, berasal dari al-urz), jeruk (lemon berasal dari al-laimun), gula (sugar, sucre, suiker berasal dari al-sukkar) dan sebagainya. Mereka kenal pada hasil-hasil tenunan Timur seperti kain muslin (berasal dari kota Mosul), kain baldaclir, (dari kota Bagdad) kain damask (dari kota Damaskus) pada permadani, gelas dan sebagainya. Kemudian dengan diterjemahkannya buku-buku ilmu pengetahuan dan falsafat karangan ahli-ahli dan filosif-filosif Islam ke dalam bahasa Eropa di abad XII, mulailah Eropa kenal pada falsafat dan ilmu pengetahuan Yunani. Eropa di ketika itu tidak kenal lagi pada falsafat serta ilmu pengetahuan Yunani. Dari IslamlahEropa mempelajari hal-hal di atas. Jadi tidak mengherankan kalau Lebanon mengatakan (orang Arablah) yang menyebabkan kita mempunyai peradaban, karena mereka adalah imam kita selama enam abad). Hal ini di akui oleh Rom Landau. Menurut penyelidikannya, dari orang Islarr periode klasik inilah orang Barat belajar berfikir secara obyektif dan menurut logika, dan belajar berdada lapang di ketika Eropa diselubungi oleh suasana pikiran sempit, tak adanya toleransi terhadap kaum minoritas, dan oleh suasana penindasan terhadap pikiran mereka. Hal-hal inilah menurut keterangannya yang menjadi bimbingan bagi renaissance Eropa yang kemudian membawa pada kemajuan dan peradaban Barat sekarang. Pada tempatnyalah kalau Jacques C. Rislar mengatakan bahwa ilmu pengetahuan dan tehnik Islam amat dalam mempengaruhi kebudayaan Barat.2. Masa Disintegrasi : 1000 - 1250 M.Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadi pada akhir zaman Bani Umayyah, tetapi memuncak di zaman Bani Abbas terutama setelah Khalifah-khalifah menjadi boneka dalam tangan tentara pengawal. Daerah-daerah yang jauh letaknya dari pusat pemerintahan di Damaskus dan kemudian di Bagdad, melepaskan diri dari kekuasaan Khalifah dipusat dan bertimbunlah dinasti-dinasti kecil. Di Marokko Idris Ibn Abdullah, salah satu dari keturunan Ali dapat membentuk Kerajaan ldrisi yang bertahan dari tahun 788 M sampai tahun 974 M, dengan Fas (Fez) sebagai ibu-kota. Di Tunis Dinasti Aghlabi berkuasa dari tahun 800 M sampai 969 M. Kerajaan ini dibentuk oleh Ibrahim Ibn Aghlab, Gubernur yang diangkat oleh Harun Al-Rasyid. Mesjid Qairawan yang sampai sekarang terdapat di Tunis adalah peninggalan13 dari dinasti ini.Di Mesir Ahmad Ibn Tulun melepaskan diri dari kekuasaan Bagdad di tahun 868 M. Dinasti ini berkuasa di Mesir sampai tahun 905 M. Di tahun 877 M Ibn Tulun dapat meluaskan daerah kekuasaannya sampai ke Suria. Di bawah pemerintahan Dinasti ini, irigadi diperbaiki, ekonomi meningkat dan Mesir mulai menjadi pusat kebudayaan Islam. Mahmud Ghazna kemudian meluaskan daerah kekuasaannya sampai ke India. Dalam pada itu golongan Syi'ah yang pada mulanya menjadi teman sekutu Bani Abbas, mulai melancarkan aksi penentangan mereka. Di tahun 869 M timbul pemberontakan kaum Zanj di bawah pimpinan Ali Ibn Muhammad. Kaum Zanj adalah budak-budak yang didatangkan dari Afrika untuk bekerja di pertambangan saIpater di Irak. Ibn Muhammad mengaku pengikut Ali dan datang untuk melepaskan mereka dari kesulitan hidup yang mereka hadapi. Dari tahun 870 M sampai 883 M kekuasaan Bani Abbas dikacau oleh pemberontakan Zanj ini. Satu gerakan lain ialah gerakan Qaramitah yang dimulai ditahun 874 M oleh Hamdan Qarmat, seorang penganut faham Syi'ah Ismailiah di Irak.Di tahun 899 M kaum Qaramitah ini dapat mem bentuk Negara merdeka di Teluk Persia, yang kemudian menjadi pusat kegiatan mereka dalam menentang kekuasaan Bani Abbas. Di tahun 930 M, seranganserangan mereka meluas sampai sejauh Mekkah. Sewaktu pulang mereka bawa lari Al-Hajr Al-Aswad yang dikembalikan baru dua puluh tahun kemudian. Satu gerakan lain lagi ialah gerakan Hasysyasyin (Assassins) yang merupakan lanjutan dari gerakan Qaramitah. Pemimpinnya ialah Hasan Ibn Sabbah (w.1124 M) yang membuat Alamut di sebelah Selatan Laut Caspia sebagai pusat serangan-serangannya terhadap kekuasaan Bagdad. Maliksyah terkenal dengan usaha pembangunan yang diadakannya. Mesjid-mesjid, jembatan jembatan, irigasi dan jalanjalan raya di bangun. Dalam lapangan ilmu pengetahuan ia juga dikenal sebagai Sultan yang banyak menyokong pembangunannya dan ini terutama terjadi dengan pimpinan Perdana Menterinya Nizam AI-Mulk. Khalifah dimasa berkuasanya Sultan-sultan Bawaihi dan Salajikah hamper merupakan boneka.Calon Khalifah yang disukai diangkat dan Khaliih yang tak disukai dijatuhkan. Khalifah-khalifah Bani Atsbas tak dapat berbuat apa-apa. Semua kekuasaan terletak ditangan sultan-sultan. Khalifah dipertahankan hanya untuk memberikan asar hukum kepada pemerintahan Dinasti yang sedang berkuasa. Menurut faham yang berlaku pada waktu itu, Sultan yang tidak mendapat pengesahan dari Khalifah tidak merupakan Sultan yang sah. Kalau Dinasti-dinasti ini merupakan Dinasti kecil yang secara nominal masih mengakui Khalifah-khalifah di Bagdad sebagai kepala mereka, di Mesir terdapat Dinasti Fatimiah yang mengambil bentuk khilafah aliran Syi'ah dan yang menjadi saingan bagi khilafah aliran Sunnah di Bagdad. Khilafah Fatimiah pada mulanya dibentuk oleh Ubaidullah di Tunis di tahun 909 M. Khilafah ini mempunyai Angkatan Laut yang mengadakan serangan-serangan sampai ke pantai Eropa, terutama Italia dan Perancis.Jawharlah yang mendirikan kota Cairo sekarang dan Niesjid Al-Azhar di tahun 972 M yang kemudian dijadikan pusat Perguruan Tinggi Islam oleh Khalifah Fatimiah Al-Azis (975 M - 996 M). Juga didirikan lagi Dar-A1 Hikmah di tahun 1005 M. Khalifah Fatimiah berkuasa di Mesir sampai tahun 1171 M. Di Spanyol Abd Al-Rahman dari Dinasti Bani Umayyah di tahun 756 M dapat pula membentuk suatu khilafah tersendiri. Dinasti Bani Umayyah Spanyol ini dapat mempertahankan kekuasa an mereka sampai tahun 1031 M. Abd Al-Rahmanlah yang mendirikan mesjid Cordova yang masyhur itu. Cordova merupakan pusat kebudayaan Islam yang penting diBarat, sebagai tandingan Bagdad di Timur. Kalau di Bagdad terdapat Bait Al-Hikmah serta Madrasah Nizamiah dan di Cairo terdapat Al-Azhar serta Dar Al-Hikmah, di Cordova terdapat Universitas Cordova sebagai pusat ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Abd Al-Rahman III (929 M - 961 M). Perpustakaannya menurut riwayat mengandung ratusan ribu buku.Sesudah jatuhnya Dinasti Bani Umayyah Spanyol ini, Andalusia terbahagi ke dalam beberapa negara kecil yang selalu berperang di antara mereka, 15 seperti Dinasti Abbadi, Dinasti Murabit, Dinasti Muwahhid, Dinasti Bani Nasr dan sebagainya. Dalam pada itu di Periode ini pulalah terjadi Perang Salib di Palestina. Dengan jatuhnya Asia Kecil ke tangan Dinasti Saljuk, jalan naik ke Palestina bagi umat Kristen Eropa menjadi terhalang. Untuk membuka jalan itu kembali Paus Urban II berseru kepada umat Kristen Eropa di tahun 1095 M supaya mengadakan perang suci terhadap Islam. Perang Salib Pertama terjadi antara tahun 1096 M dan 1099M, Perang Salib Kedua antara tahun 1147 M dan 1149 M yang diikuti lagi oleh beberapa Perang Salib lainnya, tetapi tidak berhasil dalam merebut Palestina dari kekuasaan Islam.Di abad keduapuluh inilah baru Palestina jatuh ketangan Inggeris sesudah kalahnya Turki dalam Perang Dunia Pertama. Disintegrasi dalam lapangan politik membawa pada disintegrasi dalam lapangan kebudayaan, bahkan juga dalam lapangan agama. Perpecahan di kalangan umat Islam menjadi besar. Dengan adanya daerah-daerah yang berdiri sendiri itu, di samping Bagdad, sebagai telah dilihat timbul pusat-pusat kebudayaan lain, terutama Cairo di Mesir, Cordova di Spanyol, Asfahan, Bukhara dan Samarkand di Timur. Dengantimbulnya pusat-pusat kebudayaan baru ini, terutama pusat-pusat yang berada di bawah kekuasaan Persia, bahasa Persia meningkat menjadi bahasa kedua di dunia Islam. Di zaman disintegrasi ini, ajaran-ajaran sufi yang timbul dizaman Kemajuan I, mengambil bentuk terikat. Mutunya mulai menurun. Di samping hal-hal negatif tersebut ekspansi Islam di zaman ini meluas ke daerah yang dikuasai Bizantium di Barat, ke daerah pedalaman di Timur dan Afrika melalui gurun Sahara di Selatan. Sebagai telah dilihat, Dinasti Salajikah meluaskan daerah Islam sampai ke Asia Kecil dan dari sana kemudian diperluas lagi oleh Dinasti Usmani ke Eropa Timur.Ke India ekspansi Islam diteruskan oleh Dinasti Gaznawi. Raja-raja Hindu dikalahkan dan Punjab serta sebahagian dari daerah-daerah Sirid masuk ke bawah kekuasaan Islam.. Dinasti Ghuri kemudian melanjutkan ekspansi Islam ke daerah-daerah lain di India sehingga Kerajaan Delhi jatuh di tahun 1192 M, dan tidak lamit sesudah itu Bengal juga menjadi daerah Islam. Penyiaran Islam ke daerah-daerah Sahara di Afrika dilakukan oleh Kaum Murabit yang menguasai Marokko dan Andalusia. Kerajaan Zanj di Ghana mereka kalahkan dipertengahan kedua dari abad .ke XI M.II. Periode Pertengahan : 1250 - 1800 M.Periode ini dapat pula dibagi ke dalam dua masa, Masa Kemunduran I dan Masa Tiga Kerajaan Besar.1. Masa Kemunduran I : 1250 - 1500 M.Di zaman ini Jengiskhan dan keturunannya datang membawa penghancuran ke dunia Islam. Jengiskhan berasal dari Mongolia. Setelah menduduki Peking di tahun 1212 M, ia mengalihkan seranganserangannya ke arah Barat. Satu demi satu kerajaan-kerajaan Islam jatuh ke tangannya. Transoxania dan Khawarizm dikalahkan di tahun 1219/20 M. Kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azarbaijan pada tahun 1223 M dan Saljuk di Asia Kecil pada tahun 1243 M. Dari sini ia meneruskan serangan-serangannya ke Eropa dan ke Rusia. Serangan ke Bagdad dilakukan oleh cucunya Hulagu Khan. Khurasan di Persia terlebih dahulu ia kalahkan dan baru Hasysyasyin di16 Alamut ia hancurkan.Pada permulaan tahun 1258 M ia sampai ke tepi kota Bagdad. Perintah untuk menyerah ditolak oleh Khalifah Al-1Vlusta'sim dan kota Bagdad dikepung. Akhirnya pada 10 Pebruari 1258 M benteng kota ini dapat ditembus dan Bagdad dihancurkan. Khalifah dan keluarga serta sebahagian besar dari penduduk dibunuh. Beberapa dari anggota keluarga Bani Abbas dapat melarikan diri, dan diantaranya akhirnya ada yang menetap di Mesir. Dari sini Hulagu rneneruskan serangannya ke Suria dan dari Suria ia ingin memasuki Mesir. Tetapi di Ain Jalut (Goliath) ia dikalahkan oleh Baybars, Jenderal Mamluk dari Mesir, di tahun 1260 M. Bagdad dan daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya diperintah oleh Dinasti Ilkhan. Ilkhan adalah gelaran yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai Dinasti ini ialah daerah yang terletak antara Asia Kecil di Barat dan India di Timur.Dinasti Ilkhan berumur dekat 100 tahun. Hulagu bukanlah beragama Islam dan anaknya Abaga (1265 - 1281 M) masuk Kristen. Di antara keturunannya yang mula sekali masuk Islam ialah cucunya Tagudar dengan nama Ahmad, tetapi mendapat tantangan dari para Jenderalnya. Ghasan Mahmud (1295 - 1304 M) juga masuk Islam dan demikian juga Uljaytu Khuda Banda (1305 - 1316 M). Uljaytu pada mulanya beragama Kristen dan adalah Raja Mongol besar yang terakhir. Kerajaan yang dibentuk Hulagu akhirnya pecah menjadi beberapa Kerajaan kecil, di antaranya Kerajaan Jaylar (1336 - 1411 M) dengan Bagdad sebagai ibu kota, Kerajaan Salghari (1148 - 1282 M) di Faris, dan Kerajaan Muzaffari (1313 - 1393 M) juga di Faris.Dalam pada itu Timur Lenk, seorang yang berasal dari keturunan Jengis Khan dapat menguasai Samarkand di tahun 1369 M. Dari Samarkand ia mengadakan serangan-serangan ke sebelah Barat dan dapat menguasai daerah-daerah yang terletak antara Delhi dan Laut Marmara. Dinasti Timur Lenk berkuasa sampai pertengahan kedua dari abad ke XV. Kedatangannya ke daerah-daerah ini juga membawa penghancuran. Keganasan Timur digambarkan oleh pembunuhan missal yang dilakukannya di kota-kota yang tidak mau menyerah tetapi melawan kedatangannya. Di kota-kota yang telah ditundukkan ia dirikan piramid dari tengkorak rakyat yang dibunuh. Di Delhi misalnya ia sembelih 80.000 dari penduduknya. Di Aleppo lebih dari 20.000 orang. Mesjid-mesjid dan madrasah-madrasah dihancurkan. Dari Mesjid Umawi di Damaskianya dinding yang tinggal. Di mana saja ia datang, ia membawa penghancuran.Di Mesir, dalam pada itu, khilafah Fatimiah digantikan oleh Dinasti Salah Al-Din AI-Ayubi di tahun 1174 M. Dengan datanginya Salah A1-Din, Mesir masuk kembali ke aliran Sunni. Aliran Syi'ah di sana hilang dengan hilangnya khilafah Fatimiah. Salah Al-Din dikenal dalam sejarah sebagai Sultan yang banyak membela Islam dalam Perang Salib. Dinasti Al-Ayubi jatuh di tahun 1250 M dan kekuasaan di Mesir berpindah ke tangan kaum Mamluk. Kaum Mamluk ini ber.sal dari budakbudak yang kemudian mendapat kedudukan tinggi alam pemerintahan Mesir. Sultan Mamluk yang pertama adalah Baybars (1250 - 1257 M), dansalah satu yang termasyhur diantara mereka adalah Sultan Baybars (1260 - 1277 M) yang dapat mengalahkan Hulagu di 'Ain Jalut. Kaum Mamluk berkuasa di lesir berpindah ke tangan kaum Mamluk. Kaum Mamluk ini berasal dari budak-budak yang kemudian mendapat kedudukan tinggi alam pemerintahan Mesir. Sultan Mamluk yang pertama adalah mengalahkan Hulagu di 'Ain Jalut. Kaum Mamluk berkuasa di Mesir17 sampai tahun 1517 M. Merekalah yang membebaskan Mesir dan Suria dari peperangan Salib dan juga yang membendung serangan-serangan kaum Mongol di bawah pimpinan Hulagu da Timur Lenk, sehingga Mesir terlepas dari penghancuran-penghancura seperti yang terjadi di dunia Islam lain. Di India juga persaingan dan peperangan untuk merebut kekuasaan selalu terjadi sehingga India senantiasa menghadapi perobahan penguasa. Dinasti timbul untuk kemudian dijatuhkan da diganti oleh yang lain.Kekuasaan Dinasti Ghaznawi dipatahka oleh pengikut-pengikut Ghaur Khan, yang juga berasal dari sala satu suku-bangsa Turki. Mereka, masuk ke India di tahun 1175 M dan bertahan sampai tahun 1206 M. India kemudian jatuh ke tangan Qutbuddin Aybak, yang selanjutnya menjadi pendiri Dinas Mamluk India (1206 - 1290 M), kemudian ke tangan Dinas Khalji (1296 - 1316 M), selanjutnya Dinasti Tughluq (1320 - 141 M) dan Dinasti-dinasti lain, sehingga Babur datang di permulaa abad XVI dan membentuk Kerajaan Mughal di India. Di Spanyol sementara itu timbul peperangan antara Dinasi dinasti Islam yang ada di sana dengan Raja-raja Kristen.Di dalam peperangan itu Raja-raja Kristen dapat memakai politik adu-domba antara Dinasti-dinastiIslam tersebut. Sebaliknya Raja-raja Kristen mengadakan persatuan sehingga satu demi satu Dinasti-dinasti Islam dapat dikalahkan. Cordova jatuh di tahun 1238 M. Seville di tahun 1248 M, dan akhirnya Granada jatuh di tahun 1491 N1. Oran-orang Islam dihadapkan pada dua pilihan, masuk Kristen atau keluar dari Spanyol. Di tahun 1609 M boleh dikatakan tidak ada lagi orang Islam di Spanyol. Umumnya mereka pindah ke kotakota di pantai Utara Afrika. Sebagai dapat dilihat di atas di Masa Kemunduran I ini desentralisasi dan desintegrasi dalam dunia Islam meningkat. Di zaman inilah pula hancurnya khilafah secara formil. Islam tidak lagi mempunyai Khalifah, yang diakui oleh semua umat sebagai angkat Khalifah yang baru di Istambul di abad ke enam belas.Bahagian, yang merupakan pusat dunia Islam, jatuh ke tangan bukan Islam buat beberapa waktu. Dan terlebih dari itu, Islam hilang dari Spanyol. Perbedaan antara kaum Sunni dan kaum Syi'ah menjadi bertambah nyata kelihatan. Demikian pula antara Arab dan Persia. Dunia Islam terbagi dalam dua bagian; bagian Arab yang terdiri atas Semenanjung Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir, Afrika Utara dan Sudan dengan Mesir sebagai pusatnya; dan bagian Persia yang terdiri atas daerah Balkan, Turki, Persia, Turkistan dan India dengan Persia sebagai pusatnya. Sungguhpun demikian kekuasaan pada umumnya terletak ditangan Dinasti-dinasti yang berasal dari suku-suku bangsa Turki. Kebudayaan Persia meningkat di dunia Islam bagian Persia serta mengambil bentuk internasional dan dengan demikian mulai mendesak lapangan kebudayaan Arab. Di samping itu pengaruh tarikat-tarikat bertambah mendalam dan bertambah meluas di dunia Islam. Pendapat yang ditimbulkan di Zaman Disintegrasi bahwa pintu ijtihad telah tertutup diterima secara umum di zaman ini. Antara mazhab yang empat terdapat suasana damai dan di madrasah-madrasah diajarkan mazhab yang empat. Perhatian pada ilmuilmu pengetahuan sedikit sekali. Tetapi sebaliknya Islam mendapat pemeluk-pemeluk baru di daerah-daerah yang selama ini belum pernah dimasuki Islam. 18 Ke daerah Balkan Islam dibawa oleh Usman, seorang Kepala Sukubangsa Turki yang menetap di Asia Kecil.Usman dan anak buahnya pada mulanya mengadakan serangan-serangan terhadap Kerajaan Bizantium di Asia Kecil. Sebelum meninggal di tahun 1326 M, Bursa telah dapat dikuasainya. Serangan-serangan diteruskan oleh anaknya Orkhan I (1326 - 1357 M) sampai ke bahagian Timur dari benua Eropa. Benteng Tzimpe dan Gallipoli jatuh ke tangannya. Sultan Murad I (1359 - 1389 M) menaklukkan Adrianopel di tahun 1365 M. Kota ini kemudian dijadikan ibu kota. Tidak lama sesudah itu Macedonia jatuh ke bawah kekua;aannya. Di tahun 1385 M Sofia, ibu kota Rumelia diduduki. Dengan demikian kesultanan kecil yang dibentuk oleh Usman berobah menjadi kerajaan besar yang kemudian dikenal dalam ejarah dengan nama Kerajaan Usmani (Ottoman Empire). Sultan Bayazid (1389 - 1402 M) memperluas daerah kekuasaan Kerajaan Jsmani di Eropa dengan menaklukkan sebahagian dari Yunani dan daerah-daerah Eropa Timur sampai ke perbatasan Hongaria Salonika dikuasai kemudian oleh Sultan Murad II 1421-1451 M datt dari sana . ia masuk ke Albania. Kemajuan-kemajuan laii dibuat oleh Sultan-Sultan yang datang sesudahnya.2. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500 - 1800 M).Masa ini dapat pula dibagi ke dalam dua fase, Fase Kemajuan dan Fase Kemunduran.a. Fase Kemajuan (1500 - 1700 M).Fase Kemajuan ini merupakan Kemajuan Islam II. Tiga Kerajaan Besar yang dimaksud adalah Kerajaan Usmani di Turki. Kerajaan Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India. Sultan Muhammad Al-Fatih (1451 - 1481 M) dari Kerajaat Usmani mengalahkan Kerajaan Bizantium dengan menduduk Istambul di tahun 1453 M. Ekspansi ke arah Barat dengan demikian berjalan lebih lancar. Tetapi di zaman Sultan Salim I (1512 - 1520 M) perhatian ke arah Barat dialihkan ke arah Timur. Persi mulai diserang dan dalam peperangan Syah Ismail dikalahkan dai dipukul mundur.Setelah menguasai Suria, Sultan Salim merebu Mesir dari tangan Dinasti Mamluk. Cairo jatuh di tahun 1517 M Kemajuan-kemaf uan lain dibuat oleh Sultan Sulaiman Al-Qanun (1520-1566 M). Sultan Sulaiman adalah Sultan Usmaniyanf terbesar. Di zamannya Irak, Belgrado, Pulau Rhodes, Tunis, Bud, pest dan Yaman dapat dikuasai. Winen ia kepung di tahun 1529 M Di masa kerajaannya daerah kekuasaan Kerajaan Usmani mencaku: Asia Kecil, Armenia,, Irak, Suria, Hejaz serta Yaman di Asia, Mesii Libia, Tunis serta Aljazair di Afrika dan Bulgaria, Yunani, Yugoslavia Albania, Hongaria dan Rumania di Eropa.Sementara itu di Persia muncul satu Dinasti baru yang kemudian merupakan suatu Kerajaan Besar di dunia Islam. Dinasti in berasal dari seorang sufi Syeikh Ishak Safiuddin (1252 - 1334 M) dari Ardabil di Azarbaijan. Syeikh Safiuddin beraliran Syi'ah dal mempunyai pengaruh besar di daerah itu.Di antara Sultan-sultan besar dari Kerajaan Safawi selain dari Syah Ismail (1500 - 1524 M), terdapat nama-nama Syah Tahmasp 524 – 1576 M), dan Syah Abbas (1557 - 1629 M). Sesudah Syah Abbas, raja-raja Safawi tidak ada yang kuat Iagi dan akhirnya ipat dijatuhkan oleh Nadir Syah (1736 - 1747 M), kepala dari salah satu suku bangsa Turki yang terdapat di Persia di ketika itu. Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kota, didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482 - 1530 M), salah satu dari cucu-cucu Timur Lenk. Setelah menundukkan Kabul, ia melalui Khy bar Pass, menyeberang ke India di tahun 1505 M. Lahore jatuh ke bawah kekuasaannya di tahun 1523 M, dan empat tahun kemudian India tengah dapat dikuasainya. Anaknya Humayun (1530 - 1556 M) menggabungkan Malwa dan Gujarat ke daerah-daerah yang dikuasai kerajaan Mughal yang muda itu. Dan anaknya Akbar (1556 - 1606 M) menaklukkan Raja-raja India yang masih ada pada waktu itu an kemudian juga Bengal. Dalam soal agama, Akbar mempunyai pendapat yang liberal dan ingin menyatukan semua agama dalam satu bentuk agama baru yang diberi nama Din Ilahi. Sultan-sultan yang besar sesudah Akbar adalah antara lain Jehangir (1605-1627 M) dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628 - 658 M) dan Aurangzeb (1659- 1707 M).Sesudah Aurangzeb terdapat sultan-sultan lemah yang tidak dapat mempertahankan melanjutan kerajaan Mughal. Masing-masing dari ketiga Kerajaan Besar ini mempunyai masa kejayaan sendiri terutama dalam bentuk literatur dan arsitek. Literatur dalam bahasa Turki di zaman inilah mulai muncul. Di masamasa sebelumnya pengarang-pengarang Turki menulis dalam bahasa Persia. Di zaman Sultan Salim I dan Sultan Sulaiman dikenal dua pengarang Fuzuli dan Baki, yang kemudian disusul di abad ke delapan belas oleh Nedim dan Syeikh Ghalib. Dalam bidang arsitek, Sultan-sultan mendirikan istana-istana, mesjid-mesjid, benteng-benteng, dan sebagainya.Di antara mesjid-mesjid yang terkenal dapat disebut mesjid Aya Sofia, yang padaimulanya adalah gereja, tetapi dirobah menjadi mesjid, dan mesjid Sulaimania di Istambul. Mesjid dalam bentuk arsitek Ottoman didirikan juga di luar daerah Turki, seperti mesjid Muhammad Ali di Cairo. Di India bahasa Urdu juga meningkat menjadi bahasa literatur dan menggantikan bahasa Persia yang sebelumnya dipakai di kalangan istana Sultan-sultan di Delhi Menurut sejarahnya penulis-penulis besar pertama dalam bahasa ini adalah Mazhar, Sauda, Dard dan Mir, kesemuanya di abad kedelapan belas. Gedung-gedung bersejarah yang ditinggalkan priode ini adalah antara lain Taj Mahal di Agra, Benteng Merah, Jama Masjid, istana-istana dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi.Sultan-sultan Mughal juga mendirikan makam-makam yang indah. Persia juga mempunyai mesjid-mesjid indah yang didirikan di periode ini, seperti Mesjid Besar Isfahan yang dibangun untuk Syah Abbas. Tetapi disebalik itu perhatian pada ilmu pengetahuan kurang sekali dan ilmu pengetahuan, di seluruh dunia Islam memang merosot. Tarikah terus mempunyai pengaruh besar dalam hidup umat Islam. Dengan timbulnya Turki dan India sebagai kerajaan besar, di samping bahasa Arab dan Persia, bahasa Turki dan bahasa Urdu mulai pula muncul sebagai bahasa penting dalam Islam. Kedudukan bahasa Arab untuk menjadi bahasa persatuan bertambah menurun. Kemajuan Islam II ini lebih banyak merupakan kemajuan dalam lapangan politik dan jauh lebih kecil dari Kemajuan Islam I, Dalam pada itu Barat mulai bangkit terutama dengan terbukanya jalan ke pusat rempahrempah dan bahan-bahan mentah di Timur Jauh, melalui Afrika Selatan dan dijumpainya Amerika oleh Colombus di tahun 1492 M. Tetapi sebagai diterangkan Mc Neill, kekuatan Eropa pada waktu itu diperbandingkan dengan kekuatan Islam, masih lemah.b. Fase Kemunduran II, (1700 - 1800 M).Periode ini merupakan Zaman Kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di Mesir yang berakhir di tahun 1801 M, membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan lemahan umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan Barat. Raja dan pemukapemuka Islam mulai berfikir dan mencari jalan untuk mengembalikan balance of power, yang telah pincang dan membahayakan Islam bagi itu. Kontak Islam dengan Barat sekarang berlainan sekali dengan kontak Islam dengan Barat di Periode Klasik. Pada waktu itu Islam sedang menaik dan Barat sedang dalam kegelapan. Sekarang sebaliknya, Islam sedang dalam kegelapan dan Barat sedang menaik. Kini Islam yang ingin belajar dari Barat.Dengan demikian timbullah apa yang disebut pemikiran dan aliran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran bagaimana caranya membuat umat Islam maju kembali sebagai di Periode Klasik. Usaha-usaha ke arah itupun mulai dijalankan dalam kalangan umat Islam. Tetapi dalam pada itu Barat juga bertambah maju

Senin, 04 Mei 2009

AIK BAB III

BAB III. ASPEK IBADAT, LATIHAN SPIRITUIL DAN
AJARAN MORAL

Manusia dalam faham Islam, sebagai halnya dalam agama monoteisme
lainnya, tersusun dari dua unsur, unsur jasmani dan unsure rohani. Tubuh
manusia berasal dari materi dan mempunyai kebutuhan-kebutuhan materil,
sedangkan roh manusia bersifat immateri dan mempunyai kebutuhan spirituil.
Badan, karena mempunyai hawa nafsu, bisa membawa pada kejahatan, sedang
roh, karena berasal dari unsur yang suci, mengajak kepada kesucian. Kalau
seseorang hanya mementingkan hidup kematerian ia mudah sekali dibawa
hanyut oleh kehidupan yang tidak bersih, bahkan dapat dibawa hanyut kepada
kejahatan.
Oleh karena itu pendidikan jasmani manusia harus disempurnakan
dengan pendidikan rohani. Pengembangan daya-daya jasmani seseorang tanpa
dilengkapi dengan pengembangan daya rohani akan membuat hidupnya berat
sebelah dan kehilangan keseimbangan. Orang yang demikian akan menghadapi
kesulitan-kesulitan dalam hidup duniawi, apalagi kalau hal itu membawa kepada
perbuatan-perbuatan tidak baik dan kejahatan. la akan merupakan manusia
yang merugikan, bahkan manusia yang membawa kerusak bagi masyarakat.
Selanjutnya ia akan kehilangan hidup bahagia akhirat dan akan menghadapi
hidup kesengsaraan di sana. Oleh karena itu amatlah penting supaya roh yang
ada dalam diri manusia mendapat latihan, sebagaimana badan manusia juga
mendapat latihan.
Dalam Islam ibadatlah yang memberikan latihan rohani yang diperlukan
manusia itu. Semua ibadat yang ada dalam Islam, salat, puasa, haji dan zakat,
bertujuan membuat roh manusia supaya senantiasa tidak lupa pada Tuhan,
bahkan senantiasa dekat pada-Nya. Keadaan senantiasa dekat pada Tuhan
sebagai Zat Yang Maha Suci dapat mempertajam rasa kesucian seseorang.
Rasa kesucian yang kuat akan dapat menjadi rem bagi hawa nafsu untuk
melanggar nilai-nilai moral, peraturan dan hukum yang berlaku dalam memenuhi
keinginannya.
Di antara ibadat Islam, sholatlah yang membawa manusia terdekat
kepada Tuhan. Di dalamnya terdapat dialog antara manusia dengan Tuhan dan
dialog berlaku antara dua fihak yang saling berhadapan. Dalam shalat manusia
memang berhadapan dengan Tuhan. Dalam shalat seseorang melakukan halhal
berikut: memuja ke-Maha Sucian Tuhan, menyerahkan diri kepada Tuhan,
memohon supaya dilindungi dari godaan syetan, memohon diberi ampun dan
dibersihkan dari dosa, memohon supaya diberi petunjuk kepada jalan yang
benar dan dijauhkan dari kesesatan dan perbuatan-perbuatan tidak baik,
perbuatan-perbuatan jahat dan sebagainya. Pendek kata dalam dialog dengan
Tuhan itu seseorang meminta supaya rohnya disucikan. Dialog ini wajib
diadakan lima kali sehari, dankalau seseorang lima kali sehari dengan sadar
memohon pensucian roh, dan ia memang berusaha ke arah yang demikian,
rohnya akan dapat menjadi bersih dan ia akan dijauhkan dari perbuatanperbuatan
tidak baik, apalagi dari perbuatan-perbuatan jahat.
Puasa juga merupakan pensucian roh. Di dalam berpuasa seseorang
harus menahan hawa nafsu makan, minum dan seks. Di samping itu ia juga
harus menahan rasa amarah, keinginan mengatai orang, bertengkar dan
perbuatan-perbuatan kurang baik lainnya. Latihan jasmani dan rohani di sini
bersatu dalam usaha mensucikan roh manusia. Di bulan puasa dianjurkan pula
supaya orang banyak bershalat dan membaca Al-Qur-an, yaitu hal-hal yang
membawa orang dekat kepada Tuhan. Latihan ini disempurnakan dengan
pernyataan rasa kasih kepada anggota masyarakat yang lemah kedudukan
ekonominya dengan mengeluarkan zakat fitrah bagi mereka.
lbadat haji juga merupakan pensucian roh. Dalam mengerjakan haji di
Mekkah, orang berkunjung ke Baitullah (Rumah Tuhan dalam arti rumah
peribadatan yang pertama didirikan atas perintah Tuhan di dunia ini). Sebagai
dalam shalat, orang di sini juga merasa deka sekali dengan Tuhan. Bacaanbacaan
yang diucapkan sewaktu mengerjakan haji itu juga merupakan dialog
antara manusia denga Tuhan. Usaha pensucian roh di sini disertai oleh latihan
jasman dalam bentuk pakaian, makanan dan tempat tinggal sederhana Selama
mengerjakan haji perbuatan-perbuatan tidak baik harus di jauhi. Di dalam haji
terdapat pula latihan rasa bersaudara antar semua manusia, tiada beda antara
kaya dan miskin, raja dan rakya biasa, antara besar dan kecil, semua sederajat.
Zakat, sungguhpun itu mengambil bentuk mengeluarkan sebagian dari
harta untuk menolong fakir-miskin dan sebagainya juga merupakan pensucian
roh. Di sini roh dilatih menjauhi kerakusan pada harta dan memupuk rasa
bersaudara, rasa kasihan dan suka menolong anggota masyarakat yang berada
dalam kekurangan.
Ibadat dalam Islam sebenarnya bukan bertujuan supaya Tuhan
disembah dalam arti penyembahan yang terdapat dalam agama-agma primitif.
Pengertian serupa ini adalah pengertian yang tidak tepat. Betul ayat 56 dari
Surat Al-Zariat mengatakan : dan ini
diartikan bahwa manusia diciptakan semata-mata untuk beribadat kepada
Tuhan yaitu mengerjakan shalat, puasa, haji dan zakat. Soal ibadah memang
amat penting artinya dalam sejaran Islam, tetapi mestikah kata " " di
sini berarti beribadat, mengabdi atau menyembah ? Sebenarnya Tuhan tidak
berhajat untuk disembah atau dipuja manusia. Tuhan adalah Maha Sempurna
dan tak berhajat kepada apapun. Oleh karena itu kata " ” disini lebih
tepat kalau diberi arti lain daripada arti beribadat, mengabdi, memuja, apalagi
menyembah. Lebih tepat kelihatannya kalau kata itu diberi arti tunduk dan
patuh dan kata memang mengandung arti tunduk dan patuh
sehingga arti ayat itu menjadi :
'Tidak Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk tunduk dan patuh
kepadaKu ".
Arti ini lebih sesuai dengan arti yang terkandung dalam kata muslim dan
muttaqi, yaitu menyerah, tunduk dan menjaga diri dari hukuman Tuhan di Hari
Kiamat dengan mematuhi perintah-perintah dan larangan-larangan Tuhan.
Dengan lain kata, manusia diciptakan Tuhan sebenarnya ialah untuk berbuat
baik dan tidak untuk berbuat jahat, sungguhpun di dunia ada manusia yang
memilih kejahatan.
Selanjutnya arti sembah dan sembahyang yang diberikan kepada "
" ” dan " " juga membawa kepada faham yang tidak tepat: Kata
sembahyang berasal dari suatu bahasa yang memakai falsafat lain dari falsafat
Islam. Sembahyang mengandung arti menyembah kekuatan gaib dalam faham
masyarakat animisme dan politeisme. Dalam falsafat masyarakat serupa ini
kekuatan gaib yang demikian ditakuti dan mesti disembah dan diberi sesajen
agar ia jangan murka dan jangan membawa bencana bagi alam.
Kata sembahyang yang mengandung arti demikian, ketika dibawa ke
dalam konteks Islam, sebagai terjemahan bagi kata " " dan " ",
menimbulkan perubahan dalam konsep Tuhan yang ada dalam Islam. Dalam
Islam Tuhan bukanlah merupakan suatu zat yang ditakuti tetapi suatu zat
yang dikasihi. Ini ternyata dari ucapan : “ “, yang tiap hari
berkali-kali dibaca umat Islam. Rahman dan Rahim berarti pengasih lagi
Penyayang, jadi bukan Tuhan yang ditakuti, tetapi Tuhan yang dikasihi manusia.
Tetapi kata sembahyang yang masuk ke dalam konteks Islam itu
menghilangkan sifat Pengasih dan Penyayang itu dari kesadaran kita umat
Islam. Inilah pula kelihatan salah satu sebabnya maka “
“ dalam Al-Qur’an di Indonesiakan menjadi "takutilah Tuhan" sedang arti
sebenarnya ialah "pelihara dan jagalah dirimu dari hukum Tuhan di akhirat dan
patuhlah kepada perintah dan laranganNya".
Tujuan ibadat dalam Islam bukanlah menyembah, tetapi mendekatkan
diri kepada Tuhan, agar dengan demikian roh mausia senantiasa
diingatkan kepada hal-hal yang bersih lagi suci, sehingga akhirnya rasa
kesucian seseorang menjadi kuat dan tajam. Roh suci membawa kepada
budi pekerti baik dan luhur. Oleh karena itu, ibadat, di samping merupakan
latihan spirituil, juga merupakan latihan moral.
Shalat memang erat hubungannya dengan latihan moral : Ayat 45 dari
Surat Al-Ankabut menyatakan :
Salat mencegah orang dari perbuatan jahat dan tidak baik.
Hadis Nabi lebih lanjut menjelaskan :
Yang mengandung arti bahwa salat yang tidak mencegah orang dari perbuatan
jahat dan tidak baik bukanlah sebena salat. Salat demikian tidak ada artinya dan
membuat orang berubah jauh dari Tuhan. Dalam satu hadis qudsi disebut :
yaitu Tuhan akan menerima salat orang yang merendah diri tidak
sombong, tidak menentang malahan selalu ingat kepada Tuhan dan suka
menolong orang-orang yang dalam kesusahan seperti fakir miskin, orang yang
dalam perjalanan, janda dan orang yang kena bencana. Jadinya salah satu
tujuan shalat ialah menjauhkan manusia dari perbuatan-perbuatan jahat dan
mendorongnya untuk berbuat hal-hal yang baik.
Demikian juga puasa dekat hubungannya dengan latihan moral. Ayat
183 dari Surat Al-Baqarah mengatakan :
Hai orang-orang yang percaya, berpuasa diwajibkan bagi kamu sebagai
halnya dengan umat sebelum kamu. Semoga kamu menjadi manusia bertaqwa.
Bertakwa artinya menjauhi perbuatan-perbuatan jahat dan melakukan
perbuatan-perbuatan baik. Hadis-hadis Nabi juga mengkaitkan puasa dengan
perbuatan-perbuatan tidak baik. Salah satu hadis mengatakan :
Jadi puasa yang tidak menjauhkan manusia dari ucapan dan. perbuatan
tidak baik tidak ada gunanya. Orang yang demikian tidak perlu menahan diri dari
makan dan minum, karena puasanya tak berguna. Hadis lain lagi mengatakan :
Dengan demikian berpuasa bukanlah menahan diri dari makan dan
minum, tetapi menahan diri dari ucapan-ucapan tidak lagi kotor.
Mengenai haji, ayat 197 dari Surat Al-Baqarah :
Menerangkan bahwa sewaktu mengerjakan haji orang tidak
mengeluarkan ucapan-ucapan tidak senonoh, tidak boleh berbuat hal-hal tidak
baik dan tidak boleh bertengkar.
Tentang zakat ayat 103 dari Surat Al-Taubah :
Menjelaskan bahwa zakat diambil dari harta untuk membersihkan dan
mensucikan pemiliknya.
Hadits berikut :
menerangkan bahwa arti sedekah luas sekali sehingga ia mencakupi
senyuman kepada manusia, seruan pada perbuatan baik dan larangan dari
berbuat jahat, memberi petunjuk kepada manusia, menjauhkan diri dari jalan,
memberi air yang ada digayung kita kepada orang yang berhajat dan menuntun
orang yang lemah penglihatannva.
Bahwa semua ibadat itu dekat hubungannya dengan pendidikan moral
dijelaskan lebih lanjut oleh hadis-hadis di bawah ini. Pernah orang bertanya
kepada Nabi :
Jadi sebagaimana dijelaskan hadis ini orang yang kuat sembah,
berpuasa dan bersedekah, tetapi lidahnya menyakiti tetangga, masuk neraka.
Dan orang yang sedikit menjalankan ibadat sembahyang, puasa dan sedekah,
tetapi tidak menyakiti hati tetangga akan masuk surga. Hadis berikut
menjelaskan :
Bahwa orang yang berdusta, tidak menepati janji dan berkhianat,
ada hal yang lebih tinggi derjatnya dari salat, puasa dan sedekah. Ketika
para sahabat mengatakan ingin mengetahui hal itu, Nabi menjawab :
Memperbaiki tali persahabatan.
Hadits di bawah ini :
menerangkan bahwa sifat pemurah membuat orang dekat pada Tuhan
dan surga, sedang sifat bakhil membuat orang jauh dari Tuhan surga. Dan
begitu terpujinya sifat pemurah sehingga orang (tidak tahu) tetapi pemurah lebih
dikasihi Tuhan dari orang banyak beribadat tetapi bakhil.
Demikianlah Al-Qur’an dan hadits menjelaskan bahwa ibadat
sebenarnya merupakan latihan spirituil dan moral dalam Islam membina
manusia yang tidak kehilangan keseimbangan hidup, lagi berbudi pekerti luhur.
Di samping latihan spirituil dan moral ini, Al-Qur’an dan juga membawa
ajaran-ajaran atau norma-norma moral yang dilaksanakan dan dipegang setiap
orang Islam.
Ayat 58 dari Surat Al-Nisa’ :
mengajarkan supaya manusia mengetahui hak orang lain dan bersikap
ikhlas terhadap hak itu. Ayat ini memerintahkan supaya amanat (hak yang
dipercayakan kepada seseorang) diteruskan kepada yang berhak. Juga ayat ini
mengajarkan supaya manusia berlaku adil.
Ayat 90 dari Surat Al-Nahl :
Disamping mengandung perintah supaya manusia bersikap adil, baik
kepada orang dan menolong keluarga juga mengandung larangan berbuat tidak
Selanjutnya ayat 188 dari Surat Al-Baqarah mengatakan :
Janganlah kamu memakan harta orang lain dengan alasan palsu dan
jangan bawa hal itu ke depan hakim dengan maksud agar kamu dapat
memakan harta orang lain dengan jalan tidak benar.
Ayat 24, 25 dan 26 dari Surat Ibrahim :
selanjutnya menerangkan bahwa kata-kata baik serupa dengan pohon
subur yang akarnya teguh dan rantingnya meninggi ke langit bahwa kata-kata
buruk serupa dengan pohon yang dekat mati akan tercabut dari tanah karena
tak mempunyai dasar.
Ayat 11 dan 12 dari Surat-Hujrat :
Lebih lanjut lagi mengajarkan hal-hal berikut :
Janganlah mencemoohkan orang lain, karena mungkin lebih baik dari
kita sendiri; jangan mencela orang lain, jangan memberi nama julukan tidak
baik; jangan berburuk sangka, karena sebahagian buruk sangka merupakan
dosa; jangan mencari-cari kesalahan orang dan jangan mengumpat orang.
Semua ini adalah perbuatan-perbuatan tidak baik yang harus dijauhi.
Selain dari ajaran-ajaran akhlak, Al-Qur’an bahkan mengandung ajaranajaran
Ayat 27 dan 28 dari Surat Al-Nur :
Umpamanya mengajarkan agar seseorang jangan memasuki rumah
orang lain sebelum meminta izin serta memberikan salam dan kalau tidak diberi
izin masuk supaya kembali saja, karena itu adalah lebih baik.
Ayat 58 dari surat itu juga :
Selanjutnya mengajarkan agar sebelum memasuki ruang tertutup orang
harus meminta izin terlebih dahulu, dengan mengetok umpamanya, tiga kali,
walaupun bagi anak yang belum dewasa.
Demikianlah pentingnya budi-pekerti luhur dan tingkah laku sehari-hari
dalam Islam, sehingga hal-hal itu disebut Tuhan dalam Al-Qur-an. Dan Nabi
Muharnmad sendiri mengatakan bahwa beliau diutus ke dunia ini untuk
menyempurnakan ajaran-ajaran tentang budi-pekerti luhur. Beliau juga
menerangkan : Tuhan telah menentukan Islam sebagai agamamu, maka
hiasilah agama itu dengan budi-pekerti baik dan hati pemurah.
Berkata benar dan tidak berdusta adalah norma moral yang penting.
Nabi mengatakan : “Kata benar menimbulkan ketenteran tetapi dusta
menimbulkan kecemasan”. Menurut 'Aisyah, sifat yang paling dibenci Nabi ialah
berdusta. Seorang mu'min, kata Nabi, boleh bersifat penakut dan bakhil, tetapi
sekali-kali tak boleh berdusta. Tiga macam orang, kata Nabi, yang tak akan
masuk surga, orang tua yang berzina, Imam yang berdusta, dan kepala yang
bersifat angkuh. Mengenai kejujuran Nabi mengatakan : "Tidak terdapat iman
dalam diri orang yang tidak jujur dan tidaklah beragama orang yang tak dapat
dipegang janjinya". Dan seorang pernah bertanya kepada Nabi : "Kapan hari
kiamat ?" jawab beliau :
“Kalau kejujuran telah hilang". Janji harus ditepati walaupun kepada musuh.
Nabi pernah mengucapkan kata-kata berikut: "jika seseorang berjanji tidak akan
membunuh seseorang lain, tetapi orang itu kemudian ia bunuh, maka aku suci
dari perbuatannya, sungguhnya yang ia bunuh itu adalah orang kafir". Orang
pernah bertanya kepada Nabi tentang semulia-mulia manusia. Nabi
menerangkan : “Orang yang hatinya bersih lagi suci dan lidahnya benar". Juga
Nabi mengatakan bahwa orang yang suka mencaci dan hatinya berisi rasa
dengki akan masuk neraka. Selanjutnya orang yang kuat kata Nabi, bukanlah
orang yang tak dapat dikalahkan kekuatan fisiknya, tetapi yang kuat ialah orang
yang dapat menahan amarahrya. Hadis lain lagi menerangkan bahwa orang
yang dapat menahan marahnya di hari kiamat akan dapat memilih bidadari yang
disukainya. Lebih lanjut lagi Nabi mengatakan bahwa derjat yang tinggi
diberikan Tuhan kepada orang yang bersikap lemah lembut terhadap orang
yang tak menghargainya, memaafkan orang yang tak mau memberi apa-apa
kepadanya dan tetap bersahabat dengan orang yang memutuskan tali
persaudaraan dengan dia. Hadis juga mengatakan bahwa orang yang paling tak
disenangi Tuhan ialah orang yang berdendam khusumat.
Demikianlah hadis-hadis Nabi banyak menyebut norma-norma akhlak
mulia dan Nabi sendiri dikenal sebagai orang yang budi pekertinya luhur.
Al-Qur’an mengatakan : “ “ Tegasnya, Islam sebagai
halnya dengan agama-agama lain, amat mementingkan pendidikan spirituil dan
moral. Di sinilah sebenarnya terletak inti-sari sesuatu agama. Inti-sari ajaranajaran
Islam,memang berkisar sekitar soal baik dan buruk, yaitu perbuatan
mana yang bersifat baik dan membawa kepada kebahagiaan, dan perbuatan
lana yang bersifat buruk atau jahat dan membawa kepada kemudaratan dan
kesengsaraan. Untuk kebahagiaan manusia, perbuatan aik dikerjakan dan
perbuatan jahat dijauhi.
Dalam Islam masalah baik dan buruk ini mengambil tempat yang penting
sekali. Bagi para teolog Islam soal itu memang merupakan salah satu masalah
yang banyak dan hangat mereka perbincangkan. Pokok masalah bagi aliranaliran
teologi yang terdapat dalam Islam ialah : Dapatkah manusia melalui
akalnya mengetahui perbuatan mana yang buruk ? Ataukah untuk mengetahui
itu, maka perlu pada wahyu ?
Golongan Asy'ariah mengatakan bahwa soal baik dan tidak tak dapat
diketahui oleh akal. Sekiranya wahyu tidak diturunkan Tuhan, manusia tidak
akan dapat memperbedakan perbuatan buruk dari perbuatan baik. Wahyulah
yang menentukan buruk-baik sesuatu perbuatan.
Kaum Mu'tazilah berpendapat bahwa akal manusia cukup kuat untuk
mengetahui buruk-baiknya sesuatu perbuatan. Tanpa wahyu manusia dapat
mengetahui bahwa mencuri adalah perbuatan buruk dan menolong sesama
manusia adalah perbuatan baik. Hal itu tak diperlukan wahyu. Wahyu datang
hanya untuk memperkuat pendapat akal manusia dan untuk membuat nilai-nilai
yang dihasilkan fikiran manusia itu bersifat absolut dan universil, agar dengan
demikian mempunyai kekuatan mengikat bagi seluruh umat.
Selanjutnya, kata Mu'tazilah, setelah akal mengetahui yang baik dan apa
yang buruk, akal memerintahkan supaya peerbuatan baik itu dikerjakan dan
perbuatan buruk atau jahat itu dijauhi. Jadi sebelum wahyu diturunkan Tuhan,
manusia dalam faham Mu'tazilah, telah berkewajiban berbuat baik dan
berkewjiban menjauhi perbuatan jahat. Wahyu datang untuk memperkuat
perintah akal itu dan untuk membuat kewajiban-kewajiban akli tersebut menjadi
kewajiban syar'i yang bersifat absolut.
Bagi golongan Asy'ariah, karena akal tidak mampu mengetahui soal baik
dan soal buruk, manusia tidak mempunyai kewajiban apa-apa sebelum turunnya
wahyu.
Sekianlah sekedar masalah baik dan buruk dalam teologi Islam. Di
samping teologi, fikih atau hukum Islam sebenarnya juga memusatkan
pembahasan pada soal baik dan buruk itu. Pengertian wajib, haram, sunat dan
makruh hubungannya erat sekali dengan perbuatan baik dan perbuatan buruk
atau jahat. Perbuatan ada di antaranya yang wajib dikerjakan dan ada pula di
anta yang sunnah dikerjakan. Perbuatan buruk atau jahat ada yang haram
yang haram atau makruh kalau dikerjakan, membawa kepada kemudhratan dan
kesengsaraan, sedang perbuatan-perbuatan baik yang wajib atau yang sunnah,
kalau dikerjakan, membawa kepada kebaikan dan kebahagiaan.
Ancaman yang berupa neraka dan janji yang berupa surga di akhirat,
juga erat hubungannya dengan soal baik dan buruk ini. Orang yang berbuat baik
di dunia ini akan masuk surga di akhirat, dan orang yang berbuat jahat akan
masuk neraka. Yang dimaksud di sini dengan perbuatan baik bukan hanya yang
merupakan ibadat, tetapi juga perbuataan baik duniawi yang setiap hari
dilakukan manusia dalam hubungannya dengan manusia, bahkan juga dengan
makhluk lain, terutama binatang-binatang. Demikian pula yang dimaksud
dengan perbuatan buruk dan jahat adalah perbuatan buruk, dan jahat yang
dilakukan manusia, terhailap sesama manusia dan juga terhadap makhluk lain
di dunia.
Jelas bahwa dalam Islam, soal baik dan buruk, di samping soal
ketuhanan menjadi dasar agama yang penting. Ini demikian, karena yang ingin
dibina Islam ialah manusia baik yang menjauhi perbuatan-perbuatan buruk atau
jahat di dunia ini. Manusia serupa inilah sebenarnya yang dimaksud dengan
mu'min, muslim dan muttaqin (orang yang bertakwa). Mu'min ialah orang yang
percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai sumber nilai-nilai yang bersifat
absolut, muslim orang yang menyerahkan diri dan tunduk kepada Tuhan dan
muttaqi atau orang bertaqwa adalah orang yang memelihara diri dari hukuman
Tuhan di akhirat, yaitu orang yang patuh pada Tuhan, dalam arti patuh
menjalankan perintah-perintahNya dan patuh menjauhi larangan-laranganNya.
Perintah Tuhan hubungannya ialah dengan perbuatan-perbuatan baik sedang
larangan Tuhan hubungannya ialah dengan perbuatan-perbuatan buruk dan
jahat. Dengan tegasnya yang dimaksud dengan orang yang bertakwa ialah
orang baik yang mengerjakan kebaikan-kebaikan dan menjauhi kejahatankejahatan.
Kata muttaqin dalam Al-Qur’an memang dihubungkan dengan nilat-nilai
seperti suka menolong, sungguhpun si penolong sendiri berada dalam
kekurangan, dapat menahan amarah, suka membei maaf kepada orang lain,
menepati janji, sabar, tidak tinggi hati, suka kepada kebaikan dan benci pada
kejahatan, berbuat baik kepada orang lain, jujur, suka pada kebenaran dan
sebagainya. Kata muttaqin dalam A1-Qur’an selanjutnya dikontraskan dengan
orang yang berbuat onar dan kacau dalam masyarakat, orang yan berbuat
buruk, orang yang berdusta, orang yang bersikap zalim, penjahat, amoral dan
sebagainya.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan mu'min, muslim dan muttaqin
sebenarnya adalah orang yang bermoral tinggi dan berbudi pekerti luhur. Tidak
mengherankan kalau soal akhlak dan budi pekerti luhur memang merupakan
ajaran yang penting sekali dalal Islam. Dan soal itu demikian pentingnya
sehingga, bukan hanya ibadat shalat, puasa, zakat serta haji saja, tetapi juga
hukum fikih dan konsep-konsep iman, Islam, surga, serta neraka, kesemuanya
sebagai dilihat di atas, erat hubungannya dengan perbuatan baik dan perbuatan
buruk manusia. Tujuan dasar dari semua ajaran-ajaran Islam memanglah untuk
mencegah manusia dari perbuatan buruk atau jahat dan selanjutnya untuk
mendorong manusia kepada perbuatan perbuatan baik. Dari manusia-manusia
baik dan berbudi pekerti luhurlah masyarakat baik dapat diwujudkan.
dikerjakan dan ada yang makruh dikerjakan. Perbuatan-perbuatan tidak baik
bagaimana seharusnya tingkah laku seseorang dalam hidup sehari-hari.
baik dan jahat.
munafik, sungguhpun ia mengaku dirinya orang Islam, berpuasa, mengerjakan
salat, haji dan umrah.

Rabu, 15 April 2009

ISLAM DAN PENGERTIAN YANG SEBENARNYA

Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada
masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad s.a.w, sebagai Rasul. Islam pada
hakekatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi
mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-ajaran yang
menganut berbagai aspek itu ialah Al-Qur-an dan hadis.
Dalam faham dan keyakinan umat Islam Al-Quran mengandung sabda
Tuhan (firman) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Sebagai dijelaskan
Al-Qur-an, wahyu ada tiga macam Surat 42 (Al-Syura) ayat 51 dan 52
mengatakan :
Tidak dapat terjadi bagi manusia bahwa Tuhan berbicara dengannya,
kecuali melalui wahyu, atau dari belakang tabir ataupun melalui
utusan yang dikirim, maka disampaikanlah kepadanya dengan seizin
Tuhan apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Tuhan Maha Tinggi
dan Maha Bijaksana Demikianlah Kami kirimkan kepadamu roh atas
perintah Kami.
Wahyu dalam bentuk pertama tersebut di atas kelihatannya adalah
pengertian yang tiba-tiba dirasakan seseorang timbul dalam
dirinya; timbul dengan tiba-tiba sebagai suatu cahaya yang menerangi jiwanya.
Wahyu bentuk kedua, ialah pengalaman dan penglihatan di dalam keadaan tidur
atau di dalam keadaan trance. Di dalam bahasa asingnya ini disebut ru'ya
(dream) atau kasy (vision).
Wahyu bentuk ketiga ialah yang diberikan melalui
utusan, atau malaekat, yaitu Jibril dan wahyu serupa ini disampaikan dalam
bentuk kata-kata.
Bahwa wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah wahyu
dalam bentuk ketiga, dijelaskan juga dalam Al-Qur-an. Surat 26 (AI-Syu'ara)
ayat 192-195 mengatakan :
Sesungguhnya ini adalah wahyu Tuhan semesta alam. Dibawa turun
oleh Roh Setia ke dalam hatimu agar engkau dapat memberi ingat.
Dalam bahasa Arab yang jelas.
Selanjutnya Surat 16 (Al-Nahl) ayat 102 menyebutkan :
Katakanlah : Roh Suci membawakannya turun dengan kebenaran dari
Tuhanmu untuk meneguhkan (hati) orang yang percaya dan untuk
menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri.
Bahwa yang dimaksud dengan Roh Setia dan Roh Suci adalah Jibril
(Gabrial) dijelaskan oleh Surat 2 (Al-Baqarah) ayat 97 :
"Katakanlah siapa yang menjadi musuh Jibril maka ialah sebenarnya
yang membawanya turun ke dalam hatimu dengan seizin Tuhan untuk
membenarkan apa yang (datang) sebelumnya dan untuk menjadi petunjuk serta
kabar gembira bagi orang yang percaya".
Hadis-hadis juga menjelaskan bahwa wahyu yang disampaikan kepada
Nabi Muhammad adalah melalui Jibril. Dalam hadis Aisyah mengenai wahyu
yang pertama diturunkan kepada Nabi, dapat kita baca bagaimana ketatnya Jibril
merangkul beliau, sehingga beliau merasa sakit dan kemudian disuruh
mengulangi apa yang diturunkan Jibril yaitu :
"Bacalah (recite) dengan nama Tuhan yang menciptakan, menciptakan
manusia dari segumpal darah. Baca dan Tuhanmu Maha Pemurah".
Dalam hadis lain, sewaktu ditanya bagaimana caranya wahyu turun
kepada beliau. Nabi Muhammad menerangkan: "Wahyu itu terkadang turun
sebagai suara lonceng dan inilah yang terberat bagiku. Kemudian ia (Jibril) pergi
dan akupun sudah mengingat apa yang diturunkannya. Terkadang malaikat itu
datang dalam bentuk manusia, berbicara kepadaku dan akupun mengingat apa
yang dikatakannya".
Atas dasar ayat-ayat dan hadis-hadis serupa inilah kita umat Islam
mempunyai keyakinan bahwa apa yang terkandung dalam Al-Qur’an adalah
Sabda Tuhan, dengan kata lain teks Arab yang tersebut dalam kitab suci itu adalah
wahyu dari Tuhan. Hanya kata-kata Arab yang tersebut dalam teks itulah yang
diakui sebagai wahyu. Apalagi terjemahannya ke dalam bahasa
asing, semua itu bukan lagi merupakan wahyu, atau Al-Quran yang sebenarnya.
Dalam hal ini, wahyu menurut faham Islam, berlainan dari wahyu
menurut faham agama lain, umpamanya agama Kristen. Dalam agama ini, Injil
dalam teksnya bukanlah wahyu, yang di wahyukan hanyalah isi atau arti yang
dikandung teks itu. Maka terjemahannya dalam bahasa-bahasa asing dianggap
sama kuat. Berdasarkan atas ini ada kaum Orientalis yang mengatakan: Sabda
Tuhan dalam Islam menjelma menjadi Al-Quran, sedang dalam agama Kristen
Sabda Tuhan menjelma menjadi Jesus.
Wahyu yang dalam bentuk kata-kata itu disampaikan kepada Nabi
Muhammad, turun bukan sekaligus tetapi sepotong demi sepotong dalam masa
kurang lebih 23 tahun. Yang dilakukan Nabi pada waktu itu ialah setiap wahyu
turun, itu beliau sampaikan kepada sahabat-sahabat untuk dihafal dan untuk
dicatat.Zaid Ibn Sabit adalah sekretaris utama yang mencatat dalam bentuk
tulisan ayat-ayat yang diturunkan itu. Selain dari sekretaris ini disebut juga nama
sahabat-sahabat lain yang disuruh mencatat, jeperti Abu Bakar, Usman, Umar,
Ali, Zubair Ibn Awam, Abdullah Ibn Sa'ad dan Ubay Ibn Kaab. Ayat-ayat itu
ditulis di atas batu, tulang, pelepah korma dan lain-lain. Penghafal-penghafal
professional, sebagai diakui oleh A. Guillaume merupakan bagian dari anggota
masyarakat, yaitu bagian yang tak boleh tidak mesti ada dalam masyarakat
Arab dahulu. Merekalah yang menghafal syair-syair. Arab Jahiliah dalam
keseluruhannya dan merekalah yang menyebarkannya ke daerah-daerah dan yang
meneruskannya dari generasi ke generasi. Penghafal-penghafal serupa ini besar
perannya dalam Zaman Jahiliah dan penting pula perannya dalam sejarah
pengumpulan ayat-ayat Al-Qur-an dalam bentuk buku seperti yang dikenal
sekarang.
Pengumpulan dan penulisan ayat-ayat itu dalam bentuk buku, terjadi
setelah banyaknya sahabat-sahabat yang menghafal Al-Qur-an gugur dalam
peperangan yang timbul di zaman Abu Bakar, satu tahun sesudah wafatnya Nabi
Muhammad. Dengan gugurnya penghafal-penghafal Al-Quran dikuatirkan bahwa
ayat-ayat Al-Qur’an akan dapat turut hilang. Maka atas anjuran Umar, Abu Bakar
memerintahkan Zaid Ibn Sabit dan sahabat-sahabat lain, untuk mengumpulkan
ayat-ayat yang tertulis di atas batu, tulang-tulang, pelepah korma dan yang
dihafal oleh sahabat-sahabat itu dalam bentuk satu buku. Buku yang satu ini
kemudian diperbanyak exemplarnya oleh Usman (644-655 M), dan dikirimkan
ke daerah- daerah untuk menjadi pegangan tertulis bagi umat Islam yang disana.
Dari teks Usman inilah kopi-kopi selanjutnya ditulis dicetak.Berdasarkan atas sejarah pembukuan yang jelas ini kita Islam berkeyakinan bahwa teks Al-Qur-an yang ada sekarang betul sesuai dengan apa yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. Bahwa Al-Qur’an sekarang betul orisinil dari Nabi Muhammad s.a.w. diakui juga oleh orang-orang Orientalis.
Demikianlah, teks Al-Qur-an adalah orisinil dari Nabi adalah wahyu
yang beliau terima dari Tuhan melalui Jibril dalam bentuk kata-kata yang
didengar dan dihafal, dan bukan bentuk pengetahuan yang dirasakan dalam hati
atau yang di dan dilihat dalam mimpi atau keadaan trance.Hadis, sebagai sumber kedua dari ajaran-ajaran Islam, mengandung sunnah (tradisi) Nabi Muhammad. Sunnah boleh mempunyai bentuk ucapan, perbuatan atau persetujuan secara diam dari Nabi. Berlainan halnya dengan Al-Qur-an, hadis tidak dikenal dicatat tidak dihafal di zaman Nabi. Alasan yang selalu dikemukakan ialah bahwa pencatatan dan penghafalan hadis dilarang Nabi,
karena dikuatirkan bahwa dengan demikian akan terjadi percampur-bauran antara
Al-Qur-an sebagai Sabda Tuhan dan hadis sebagai ucapan-ucapan Nabi. Ada
disebut bahwa Umar Ibn Al-Khatab. Khalifah kedua, berniat untuk membukukan
hadis Nabi, tetapi karena takut akan terjadi kekacauan antara Al-Qur-an dan
hadis, niat itu tidak jadi dilaksanakan.Pembukuan baru terjadi di permulaan abad kedua Hijri, yaitu ketika Khalifah Umar Abd AI-Aziz (717-720 M) meminta dari Abu Bakar Muhammad Ibn Umar dan Muhammad Ibn Syihab Al-Zuhri, mengumpulkan hadis Nabi yangdapat mereka peroleh. Di tahun 140 H, Malik Ibn Anas menyusun hadis Nabi
dalam buku Al-Muwatta.Pembukuan secara besar-besaran terjadi di abad ketiga Hijri oleh
Bukhari. Muslim, Abu Daud, Al-Nasa'i, Al-Tarmizi dan Ibn Majah. Keenam
buku kumpulan hadis inilah yang banyak dipakai sampai sekarang.Karena hadis tidak dihafal dan tidak dicatat dari sejak semula, tidaklah dapat diketahui dengan pasti mana hadis yang betulbetul berasal dari Nabi dan mana hadis yang dibuat-buat. Abu Bakar dan Umar sendiri, walaupun mereka sezaman dengan Nabi, bahkan dua sahabat yang terdekat dengan Nabi, tidak begitu saja menerima hadis yang disampaikan kepada mereka. Abu Bakar meminta supaya dibawah saksi yang memperkuat hadis itu berasal dari Nabi, dan
Ali lbn Abi Talib meminta supaya pembawa hadis bersumpah atas kebenarannya.
Dalam pada itu jumlah hadis yang dikatakan berasal dari Nabi
bertambah banyak, sehingga keadaannya bertambah sulit membedakan mana
hadis yang orisinil dan mana hadis yang dibuat-buat. Diriwayatkan bahwa
Bukhari mengumpulkan 600.000 (enam ratus ribu) hadis, tetapi setelah
mengadakan seleksi, yang dianggapnya hadis orisinil hanya 3.000 (tiga ribu) dari
yang 600.000 itu, yaitu hanya setengah persen.Jadi berlainan dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang semuanya diakui oleh seluruh umat Islam adalah wahyu yang diterima Nabi dan
kemudian beliau teruskan kepada umatnya, dalam keorisinilan hadis terdapat
perbedaan antara umat Islam. Oleh karena itu kekuatan hadis sebagai sumber
ajaran-ajaran Islam tidak sama dengan kekuatan Al-Qur-an.Inilah dua sumber nash dari ajaran-ajaran Islam dalam segala aspeknya.Ajaran yang terpenting dari Islam ialah ajaran tauhid, maka sebagai halnya dalam agama monoteisme atau agama tauhid lainnya. yang menjadi dasar dari segala dasar di sini ialah pengakuan tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa.Di samping ini menjadi dasar pula soal kerasulan, wahyu, kitab suci yaitu
Al-Qur’an, soal orang yang percaya kepada ajaran yang dibawa Nabi
Muhammad, yaitu soal mu'min dan muslim, soal orang yang tak percaya kepada
ajaran-ajaran itu yakni orang kafir dan musyrik, hubungan makhluk, terutama
manusia dengan Pencipta, soal akhir hidup manusia yaitu sorga dan neraka, dan
lain sebagainya.Semua soal ini dibahas oleh ilmu tauhid atau ilmu kalam yang dalam
istilah Baratnya disebut teologi. Aspek teologi merupakan aspek yang penting
sebagai dasar bagi Islam.Salah satu ajaran dasar lain dalam agama Islam ialah bahwa manusia yang tersusun dari badan dan roh itu berasal dari Tuhan dan akan kembali ke
Tuhan. Tuhan adalah suci dan roh yang datang dari Tuhan juga suci dan akan
dapat kembali ke tempat asalnya di sisi Tuhan, kalau ia tetap suci. Kalau ia
menjadi kotor dengan masuknya ia ke dalam tubuh manusia yang bersifat materi
itu, ia tak akan dapat kembali ke tempat asalnya.Oleh karena itu harus diusahakan supaya roh tetap suci dan manusia menjadi baik. Ajaran Islam mengenai hal ini tersimpul dalam ibadat yang mengambil bentuk salat, puasa zakat, haji dan ajaran-ajaran mengenai moral atau akhlak Islam. Nabi Muhammad memang mengatakan bahwa beliau datang untuk
menyempurnakan pengertian budi pekerti luhur (Aku diutus hanyalah untuk
menyempurnakan budi pekerti luhur). Aspek ibadat dan ajaran moral ini juga
merupakan aspek penting dari Islam. Ajaran-ajaran mengenai ini
terdapat dalam mistisisme Islam yang dalam istilah Arabnya disebut tasawwuf.
Sufi-sufi mempunyai murid-murid dan di antaranya ada yang
meneruskan ajaran sufi yang menjadi gurunya daiam bentuk tarekat. Maka
timbullah dalam Islam berbagai macam tarekat sufi. Tarekat pada mulanya
berarti jalan yang harus ditempuh seorang sufi untuk berada di hadirat Tuhan,
tetapi kemudian ia mengandung arti organisasi yang mempunyai corak latihan
spirituil. Masing-masing tarekat mempunyai corak latihan spirituilnya sendiri.
Jumlah tarekat banyak dan di antaranya adalah yang berikut : Ahmadia di Mesir,
Bektasyia di Turki, Kadiria berasal dari Bagdad, Naksyabandia (berasal dari
Turkistan), Rifa'ia (berasal dari Irak), Sanusia (Libiya), Syadilia (Tunis),
Syattaria (India) dan Tijana (Maroko). Tasawwuf dan tarekat memberikan aspek
mistisisme dalam Islam.
Selanjutnya Islam berpendapat bahwa hidup manusia di dunia ini tidak
bisa terlepas dari hidup manusia di akhirat, bahkan lebih dari itu corak hidup
manusia di dunia ini menentukan corak hidupnya di akhirat kelak. Kebahagiaan
di akhirat bergantung pada: hidup baik di dunia. Hidup baik menghendaki
masyarakat manusia yang teratur. Demikianlah terdapat peraturan-
peraturan mengenai hidup kekeluargaan (perkawinan, perceraian, waris
dan lain-lain) tentang hidup ekonomi dalam bentuk jual beli, sewa-menyewa,
pinjam-meminjam, perserikatan dan lain-lain, tentang hidup kenegaraan, tentang
kejahatan (pidana), tentang hubungan Islam dan bukan Islam, tentang hubungan
orang kaya dengan orang miskin dan sebagainya. Semua ini dibahas dalam
lapangan hukum Islam yang dalam istilah Islamnya disebut ilmu fikih. Fikih
memberikan gambaran tentang aspek hukum dari Islam.
Sementara itu Islam dalam sejarah mengambil bentuk kenegaraan.
Dalam perkembangannya terjadi perbedaan faham tentang organisasi negar yang
semestinya. Perbedaan faham terbesar dalam soal lembaga politik ini terdapat
antara kaum Sunni dan kaum Syi'ah. Kaum Sunni berpendapat bahwa kepala
negara tidak mesti dari keturunan Nabi melalui Fatimah dan Ali. Kaum Syi'ah
sebaliknya berkeyakinan bahwa hanya keturunan Nabi yang boleh menjadi
kepala-negara. Selanjutnya terdapat pula perbedaan faham tentang persoalan
apakah jabatan kepala-negara mempunyai sifat turun-temurun dari bapak kepada
anak, ataukah pengangkatan kepala-negara didasarkan atas kesanggupan serta
keahlian dan bukan atas keturunan.
Islam sebagai negara tentu mempunyai lembaga-lembaga
kemasyarakatan lain, seperti lembaga kekeluargaan, lembaga kemiliteran,
lembaga kepolisian, lembaga kehakiman dan lembaga pendidikan. Semua ini
menggambarkan aspek lembaga kemasyarakatan dalam Islam.
Lebih lanjut lagi Islam mengajarkan bahwa Tuhan adalah Pencipta
semesta alam. Oleh karena itu perlu dibahas arti penciptaan, materi yang
diciptakan, hakekat roh, kejadian alam, hakekat aqal, hakekat wujud, arti qidam
(tidak bermula) dan lain-lain. Pemikiran dan pembahasan dalam hal-hal ini
dilakukan oleh akal. Maka timbullah persoalan akal dan wahyu serta falsafat dan
agama. Ini semua dibahas oleh falsafat dalam Islam.
Akhirnya Islam mempunyai wujud dalam masa. Tahun Islam mulai
dihitung dari hijrah Nabi ke Medinah di tahun 622 M dan sekarang Islam telah
berusia dekat empat belas abad. Dari Semenanjung Arabia Islam meluas ke
Palestina, Suria, Mesopotamia, Persia, India, Asia, Tengah, Malaysia, Indonesia
dan Filipina di Timur, dan ke Mesir, Afrika Utara, Spanyol dan Afrika Tengah di
Barat kemudian ke Asia Kecil dan dari sana ke Eropah Timur sampai ke Austria.
Dengan demikian Islam bukan hanya mempunyai sejarah politik yang panjang
dalam masa tetapi juga sejarah politik yang luas daerahnya. Dalam ekspansi ke
Timur dan ke Barat itu Islam bertemu dengan peradaban-peradaban klasik,
terutama peradaban Yunani dan Persia, dan kontak ini menimbulkan peradaban
yang bercorak Islam dan yang berpengaruh di masanya, bahkan mempunyai
pengaruh bagi peradaban Barat modern sekarang. Ini semua dibahas dalam
sejarah kebudayaan Islam.Dengan adanya kontak antara Islam dan kemajuan Barat yang dimulai pada pembukaan abad kesembilan belas yang lalu, umat Islam dipengaruhi oleh
pemikiran-pemikiran modern Barat.Jadi Islam, berlainan dengan apa yang umum diketahui, bukan hanya
mempunyai satu-dua aspek, tetapi mempunyai berbagai aspek. Islam sebenarnya
mempunyai aspek teologi, aspek ibadat, aspek moral, aspek mistisisme, aspek
falsafat, aspek sejarah, aspek kebudayaan dan lain sebagainya.
Dalam pada itu aspek teologi tidak hanya mempunyai satu aliran tetapi
berbagai aliran : ada aliran yang bercorak liberal, yaitu aliran yang banyak
memakai kekuatan akal di samping ke percayaan pada wahyu dan ada pula yang
bersifat tradisionil, yaitu aliran yang sedikit memakai akal dan banyak
bergantung pada wahyu. Di antara kedua aliran ini terdapat pula aliran-aliran
yang tidak terlalu liberal, tetapi tidak pula terlalu tradisionil. Dalam aspek hukum
demikian pula terdapat bukan hanya satu mazhab, tetapi berbagai rupa mazhab
dan yang diakui sekarang hanya empat yaitu mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan
Hambali.
Nyatalah bahwa Islam mempunyai berbagai rupa aspek, aliran dan
mazhab. Pengetahuan Islam hanya dari satu-dua aspek, dan itupun hanya dari
satu aliran dan satu mazhab, menimbulkan pengetahuan yang tidak lengkap
tentang Islam. Islam di Indonesia pada umumnya dikenal hanya dari aspek
teologi, dan itupun hanya dari aliran tradisionilnya, dari aspek hukum, yaitu
menurut mazhab Syafi'i dan dari aspek ibadat. Aspek-aspek lainnya, moral,
mistisisme,falsafat,sejarah dan kebudayaan serta aliran-aliran dan mazhab-mazhab lainnya kurang dikenal. Oleh karena itu pengetahuan kita di Indonesia tentang
Islam tidak sempurna.Timbul kesalah-fahaman bahwa Islam bersifat sempit dan tidak sesuai dengan kemajuan modern. Karena mengetahui satu mazhab fikih saja, ada hal-hal
yang dianggap haram menutut Islam, sedang sebenarnya hal-hal itu haram
menurut mazhab tersebut dan tidak menurut mazhab lain. Demikian pula kesalahfahaman
bahwa Islam mengajarkan fatalisme atau jabariah, sedang ini
sebenarnya adalah ajaran dari satu aliran tertentu dalam Islam. Aliran lain mempunyai
faham free will atau qadariah. Demikian pula timbul kesalah-fahaman
bahwa Islam mengajarkan kesenangan materi, karena surga dan neraka diberi
gambaran sebagai kesenangan materi dan kesengsaraan jasmani. Ini sebenarnya
hanyalah faham golongan tertentu dalam Islam, karena kaum sufi dan kaum
filosof menggambarkan sorga dan neraka sebagai keeenangan dan kesengsaraan
rohani dan intelektuil.
Untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan faham itu perlulah
diketahui dan diajarkan hakekat Islam, yaitu Islam dalam segala aspeknya.
Mengetahui Islam dalam segala aspeknya secara mendetail sudah barang tentu
tidak mudah dan menghendaki masa yang panjang dan usaha yang kuat.
Mungkin orang akan menghabiskan semua umurnya untuk mengatahui itu. Dan
itu memang tidak perlu. Yang diperlukan hanyalah mengetahui aspek-aspek dan
aliran-aliran itu dalam garis besarnya. Sebagai dasar, pengetahuan yang demikian
sudah cukup. Kemudian barulah orang mengadakan spesialisasi, yaitu
spesialisasi dalam bidang teologi, falsafat dan tasawuf, spesialisasi dalam bidang
hukum, spesialisasi dalam bidang sejarah kebudayaan. Untuk menghindarkannya perlulah pendekatan lama dirobah dengan pendekatan baru.

Senin, 30 Maret 2009

DOA YANG MENGANCAM

DOA YANG MENGANCAM
Kehidupan seorang kuli pasar,yang selalu kekurangan dikenal dengan nama Madrim. Karena kehidupannya selalu kekurangan akhirnya istrinyapun pergi meninggalkannya,lalu dia meminta saran kepada sahabatnya atas nasib yang menimpa dirinya.Sahabatnyapun memberikan nasehat supaya madrim tetap ikhtiyar dan berdoa terus,madrimpun mengikuti saran yang telah diperoleh dari sahabatnya.Akan tetapi nasib belum berpihak padanya.Akhirnya dia berdo’a yang berisikan JIKA DOANYA TIDAK DIKABULKAN DIA AKAN BERPALING DARI ALLAH.diapun bergegas pergi dari masjid menuju mengembara tanpa tujuan dengan harapan dapat menemukan kebahagiaan.Dalam pengembaraan itu dalam perjalanan dia mendapatkan kekuatan.Dan kehidupan ekonominya lebih baik akan tetapi kehidupannya masih saja galau,dan dia menginginkan agar kekuatannya bisa hilang.karena menurutmadrim kekuatan itu barasal dari syetan,lalu dia tidak terima dan menyalahkan syetan.Ternyata sebaliknya kekuatannya semakin hebat.
Pada suatu hari madrim bekerja ditempat seorang pengusaha yang dulunya membuat tidak tenang akan tetapi madrimpun semakin kaya.sekarang dia merasa kesepian lalu dicarikan wanita penghibur,tidak disangka ternyata wanitaitu adalah istrinya,setelah istrinya tahu yang akan dilayaninya adalah suaminya yang dahulu ditinggalkannya dia tidak mau.lalu madrim mengajukan persyaratan mau tetap jadi pelacur atau mau kembali bersama dia dan memulai dari awal lagi.akan tetapi istrinya lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya daripada bersama madrim karena dia merasa tidak pantas.
Kemudian madrim memutuskan untuk kembali ketempat asal dan memulai dengan kehidupan yang baru, disana sekarang madrim sudah bisa melupakan istrinya dan membuka usaha warung makan,disitu dia mendapatkan pengganti istrinya.yang mungkin itu adalah anugerah yang telah ditakdirkan buat madrim.Dan hidupnyapun bahagia.
Hikmah yang terkandung dari kisah ini adalah bersabarlah dan berikhtiyarlah untuk menghadapi kehidupan ini.